Persediaan Masker Langka di Kota Koba Karena Corona?

KOBA, LASPELA– Persediaan masker terpantau habis di beberapa apotek di Kota Koba, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), dari empat apotek yang petugasnya ditanyakan perihal persediaan masker, petugas di keempat apotek menyatakan bahwa persediaan masker sudah mulai habis, dari pernyataan seorang penjaga apotek, diketahui bahwa kelangkaan masker sudah berpangsung selama dua bulan, dan diduga disebabkan oleh merebaknya isu Virus Corona.

Salah satu masyarakat Koba, Jon, yang tengah berada di apotek untuk membeli masker karena sedang terserang gejala flu, mengaku tidak bisa mendapatkan masker karena sudah habis stok di apotek, ia mengaku cemas karena ia memiliki dua orang balita yang ia khawatirkan akan tertular gejala flu yang dialaminya.

Jon juga menceritakan bahwa ada seorang temannya dari Jakarta Pusat, yang memintanya mencarikan masker di Koba, namun permintaan tersebut tak dapat dipenuhi lantaran di Koba pun terjadi kelangkaan masker.

“Teman saya di Jakarta yang tinggalnya tidak jauh dari Pasar Pramuka saja malah minta dicariin masker di sini, padahal pasar tersebut bisa dibilang pusatnya penjualan produk obat- obatan dan alat kesehatan,” kata Jon, Rabu (4/3/2020).

Kepala Dinas Kesehatan Bateng, dr Bahrun Siregar Sutrisno, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih memiliki stok masker sebanyak 65 ribu masker, masker- masker tersebut didistribusikan melaui puskesmas- puskesmas yang ada di Bateng.

“Untuk stok masker kita masih aman, dan kalau ada masyarakat yang memerlukan masker bisa langsung ke puskesmas, dan masker tersebut gratis,” ungkap Bahrun.

Bahrun menegaskan bahwa tidak semua masyarakat yang meminta masker lantas akan diberikan, yang akan diberikan masker ialah masyarakat yang memiliki keluhan kesehatan seperti batuk dan suhu tubuh panas, dan masyarakat yang dalam kondisi sehat tidak diperkenankan mengambil masker tersebut.

“Yang penting itu yang sakit diberikan masker, dan masyarakat yang sehat tidak perlu memakai masker,” tegas Bahrun.

Anggota Komisi I DPRD Bateng, Maryam, mempertanyakan penyebab kelangkaan masker apakah terkait adanya kekhawatiran masyarakat terhadap virus corona, sehingga masyarakat membeli masker tersebut, atau memang pasokan masker ke Bateng yang memang sedikit. 

Menurut Maryam, apabila meningkatnya daya beli masyarakat terhadap masker dikarenakan untuk antisipasi penularan Virus Corona, maka Dinkes Bateng harus menindaklanjuti dan mencari solusi masalah tersebut. 

“Dinas kesehatan harus melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait solusi yang harus dilakukan untuk menghindari penularan Virus Corona tersebut, supaya masyarakat tidak panik dan bisa tenang,” kata Maryam.

Maryam berharap agar Dinkes Bateng dan puskesmas- puskesmas yang ada di Bateng dapat bersinegi untuk memberikan informasi kepada masyarakat, dan untuk mengatasi permasalahan kelangkaan masker di pasaran, ia mengajak masyarakat untuk membuat masker produksi rumahan yang berbahan dasar sapu tangan atau kain yang dijahit.

“Yang bergerak di bidang UMKM bagian jahit menjahit bisa berinovasi untuk menjadi bagian dalam mengatasi kelangkaan masker di pasaran,” pungkas Maryam.(*)