banner 728x90

Gelar Ujian Praktik Seni, SMADA Tanamkan Kecintaan pada Kearifan Lokal

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

*Tampil Memukau, 272 Siswa Kelas Akhir SMADA Ikut Ujian Praktik Seni Budaya

Oleh : Wina Destika

banner 325x300

PANGKALPINANG, LASPELA – Sebanyak 272 siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) Negeri 2 alias SMADA Pangkalpinang, mengikuti ujian praktik mata pelajaran seni budaya, Jum’at, (21/2/2020).

Ujian praktik bertajuk Eternity 34 We Are Lion of Smada Tahun 2019/2020 ini dilaksanakan dalam bentuk pentas sekaligus apresiasi seni budaya siswa yang dibawakana secara berkelompok.

Para siswa diberikan kebebasan untuk memilih kesenian yang diminati, seperti tarian, musik atau lagu, hingga seni teater. Mereka diwajibkan membawakan kesenian tradisional, kreasi, kontemporer hingga modern.

Sebagian besar peserta menampilkan kesenian daerah Melayu Babel, walaupun beberapa diantaranya tampak tarian dari Palembang, Sumsel.

“Selain untuk menguji kemampuan akademik siswa, pihak sekolah Ingin membudayakan adat atau kearifan lokal nusantara melalui seni budaya yang ditampilkan,” ungkap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Suhadi.

Menurutnya, apa yang dilakukan pihak sekolah dengan menggelar apresiasi seni dan bakat siswa ini dinilai sebagai langkah positif. Sehingga siswa tidak merasa tertekan dalam mengikuti ujian praktik semacam ini.

“Biasanya ujian itu harus serius, tapi ujian praktik seperti ini memberikan keleluasaan bagi siswa untuk berekspresi sesuai bakat dan kemampuan mereka,” tambahnya.

Ke depan, ia berharap ujian seperti ini dapat ditampilkan secara umum, tidak hanya khusus kalangan sekolah, tapi mengambil lokasi di tempat terbuka.

Guru Seni Budaya Kusdiarsari SPd menyebutkan, ujian praktik seni budaya mengacu pada kisi-kisi dari pusat. Sebab itu para siswa diwajibkan menampilkan tari tradisional maupun kreasi dengan tema seni budaya nasional.

“Salah satunya ya seni budaya Melayu Bangka Belitung, banyak siswa yang menampilkan tarian dan seni musik daerah seperti campak atau dambus,” jelasnya.

Ia menambahkan, secara kualitas terjadi peningkatan apresiasi dari para siswa. Hal itu dibuktikan dengan keseriusan peserta tampil semakin baik, termasuk dalam berbusana yang mengedepankan kearifan lokal.

Sebelum mengikuti ujian praktik, para siswa lebih dulu mendapatkan bimbingan dan teori dari pihak sekolah. Selanjutnya masing-masing siswa membentuk kelompok sesuai dengan minat bakat terhadap kesenian yang akan ditampilkan. Mereka juga belajar langsung kepada praktisi sanggar seni untuk memantapkan pengetahuan.

Pada saat ujian praktik, Kusdiarsari sebagai guru nidang studi seni budaya akan menilai penampilan para siswa, meliputi gerakan, busana, tata rias, ekspresi dan kekompakan.

Selain praktik penampilan kesenian, kata Kusdiarsari, para siswa diharuskan membuat makalah terhadap apa yang mereka tampilkan. Makalah minimal terdiri dari tiga bab yang merupakan tugas akhir siswa dalam ujian seni budaya.

Penulisan makalah tidak hanya diberlakukan bagi kelas akhir. Para siswa kelas 10 dan 11 pun wajib menyaksikan penampilan kakak kelasnya, dan selanjutnya diharuskan membuat makalah sejenis sebagai portofolio.

Sepengetahuan Kusdiarsari, ujian praktik seperti ini baru diterapkan di SMAN 2 Pangkalpinang.

Salah seorang siswa peserta ujian praktik seni budaya, Dina Sayyidina Rani, mengaku ujian semacam ini sangat penting dilakukan. Selain sebagai tes keilmuan siswa, juga memberikan pengetahuan dan wawasan bagi siswa terhadap kesenian tertentu.

“Setidaknya kami sebagai siswa bisa belajar bermain musik, olah vokal, menari dan berteater. Ini menjadi nilai tambah, syukur-syukur bisa menjadi talenta siswa di kemudian hari,” harapnya.(wa)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version