Dinkes Beltim Berupaya Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

MANGGAR, LASPELA – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur sedang berupaya keras menekan angka kematian ibu dan bayi di tahun 2020 ini, Mengingat kasus Kematian Ibu dan Bayi cukup memprihatinkan di tahun 2019 lalu, Selasa (25/2/2020).

Tahun 2019 angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Beltim meningkat drastis, dari 4 kasus di tahun 2018 menjadi 9 kasus di tahun 2020. Pendarahan postpartum atau pendarahan saat melahirkan menjadi penyebab terbanyak.

Begitu pula dengan angka kematian bayi (AKB), dari 7 kasus di tahun 2018 meningkat menjadi 10 kasus di tahun 2019. Penyebab terbanyak lantaran berat badan lahir rendah (BBLR) dan afiksia atau ganguan pengangkutan oksigen.

Namun khusus untuk angka kematian neonatal (usia bayi di bawah 11 bulan), mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari 21 kasus dari tahun 2018 menjadi 13 kasus.

Untuk menurunkan AKI dan AKB di tahun 2020 ini, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Beltim, Yulhaidir mengatakan sudah menyiapkan langkah-langkah advokasi terintegrasi.

Langkah pertama, melakukan inovasi layanan. Puskesmas-puskesmas yang sudah melakukan inovasi harus terus memperkuat inovasi dan layanan terutama bagi ibu dan bayi.

“Kayak kemarin inovasi kita ada posyandu remaja, program stunting, café sehat dan lain-lain. Nah semua ini saling berhubungan, sudah mulai berjalan dan saya minta dikuatkan serta terintegrasi,” kata Yulhaidir di ruang kerjanya

Yang kedua melakukan pemberdayaan masyarakat, DKPPKB mendorong adanya pergerakan posyandu, suami siaga, inovasi desa, karang taruna, serta kepedulian aparatur desa.

“Pemberdayaan masyarakat ini yang paling penting. Semua harus terlibat, IBI, PPNI, PKK, dan lain sebagainya. Juga program suami siaga ini yang perlu penguatan dan sosialiasi,” sebut Yulhaidir.(wah)

Leave a Reply