Oleh: Jon Piter Wartawan Laspela
KOBA, LASPELA– Jumlah Penderita Gizi Buruk di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 5 orang dibandingkan dengan tahun 2018 yang tercatat sebanyak 12 orang.
Kepala Dinkes Bateng, dr Bahrun Siregar Sutrisno, mengatakan bahwa jumlah Penderita Gizi Buruk yang pada tahun 2018 sebanyak 12 orang tersebut saat ini kondisinya sudah membaik, dan data tersebut telah dilaporkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bateng ke Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
“Petugas kesehatan secara rutin mendatangi rumah penderita Gizi Buruk dan memberikan asupan nutrisi tambahan yang mengandung protein tinggi hingga kondisi penderita membaik seperti sekarang ini,” kata Bahrun, Jumat (14/2/2020).
Bahrun mengungkapkan bahwa selain memberikan treatment khusus, pihaknya juga membuatkan kartu BPJS Kesehatan gratis yang bersumber dari APBD Bateng bagi mereka yang belum memiliki kartu BPJS Kesehatan.
“BPJS gratis tersebut digunakan oleh mantan penderita gizi buruk untuk mengecek kondisi fisik secara rutin dan berobat secara gratis ke Puskesmas setempat,” ungkap Bahrun.
Bahrun menjelaskan bahwa penyebab 5 orang yang saat ini terdata menderita Gizi Buruk bukan murni karena kurangnya asupan nutrisi dan protein seperti tahun 2018, melainkan oleh penyakit penyerta, antara lain Penyakit Paru-Paru, Liver, Leukimia, sehingga yang dilakukan adalah mengobati penyakit penyerta terlebih dahulu, barulah selanjutnya penanganan Gizi Buruknya.
Bahrun mengungkapkan bahwa penyebab terjadinya gizi buruk antara lain karena pernikahan dini, dan ia mengimbau kepada ibu hamil agar tidak mengkonsumsi obat- obatan di luar resep dokter, serta konsultasi ke bidan desa, dan rutin datang ke Posyandu.
“Mereka yang menikah dini ini kebanyakan malu datang ke Posyandu, jadi tidak rutin mengecek kondisi kehamilannya, padahal setiap kali Posyandu, pihak kita rutin mengecek kondisi bayi dan ibu hamil, petugas kesehatan yang hadir juga rutin memberikan makanan tambahan, dengan harapan janin akan tumbuh sehat dan lahirnya tidak kekurangan gizi,” jelas Bahrun.
Bahrun menegaskan bahwa pihaknya konsisten menangani semua kasus Gizi Buruk dengan treatment khusus yang dilakukan secara intens hingga penderita gizi buruk di Bateng terus berkurang setiap tahunnya hingga menjadi zero.(*)