SUNGAILIAT, LASPELA — Pemkab Bangka kembali melakukan pengecekan limbah PT Bangka Asindo Agri (PT BAA) setelah beberapa waktu lalu dikeluhkan oleh warga setempat karena bau yang menyengat, Kamis (13/2/2020).
Pada pertemuan sebelumnya, PT BAA sendiri diberi waktu untuk menyelesaikan persoalan bau tersebut hingga 9 maret 2020 nanti.
“Kita ingin melihat sejauh mana perbaikan yang dilakukan perusahaan ini karena dibatasi sampai 9 maret untuk mengatasi bau. Setelah kita pantau tadi hampir kurang lebih 90 persen sudah dilakukan perbaikan,” ungkap Bupati Bangka Mulkan setelah meninjau PT BAA bersama dengan sekda bangka dan beberapa OPD.
Meskipun begitu ia mengakui masih mencium aroma bau busuk yang dikeluarkan oleh limbah pabrik ubi tersebut meskipun tidak separah beberapa bulan lalu.
“Sampai saat ini sudah cukup berkurang tapi masih ada baunya sedikit. Limbah padat seperti kulit atau bongkol ubinya ini harus ada antisipasi sehingga tidak menimbulkan bau lagi,” tambah Mulkan.
Orang nomor satu di negeri sepintu sedulang tersebut juga meminta pihak PT BAA untuk mencari solusi lain untuk mengatasi limbah cair dan padat sehingga tidak menimbulkan polemik di masyarakat setempat.
“Kami menginginkan limbah cair dan padat yang jadi masalah ini, kedepannya tidak terjadi lagi gejolak di masyarakat. Dengan begitu PT BAA juga nyaman bekerja dan produksi,” terangnya.
Pihaknya sendiri akan mendatangkan tim independen untuk menilai limbah PT BAA tersebut sehingga layak atau tidaknya untuk terus produksi.
Sementara itu, Humas PT BAA Sulaiman mengatakan pihaknya sudah menjalankan apa yang menjadi rekomendasi dari pihak kementerian dan dinas lingkungan hidup.
“Kalau bicara limbah parameternya air, saat ini pH air kita rata-rata sudah tujuh semua, sebelumnya masih on progres sekitar 5,9, 6 sekian,” ungkapnya.
“Tadi pas meninjau anginnya kan ke arah kita, memang ada sedikit bau tapi durasi dan intensitasnya sudah jauh berkurang. Jadi apa yang disarankan itu 80-90 sudah on progres dan sudah dikerjakan,” terang Sulaiman.(mah)