BALI, LASPELA – Upaya pemerintah Kabupaten Beltim untuk melestarikan seni anyaman terus dilakukan mengingat di Beltim anyaman bambu ini sudah dikembangkan sebagai suatu usaha kerajinan, Jum’at (7/2/2020).
Melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan (DPMPTSPP) Beltim bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kabupaten Beltim, melakukan pembelajaran ke sentra pengrajin di Pulau Bali yang terkenal dengan kerajinannya.
Susy Yuslih Ihza selaku Ketua Dekranasda Kabupaten Beltim mengungkapkan pihaknya secara aktif dan terus menerus melakukan sinergitas program dengan pemerintah daerah dan memberikan support dalam pengembangan kerajinan masyarakat di Beltim.
“Kami terus memberikan support kepada para pengrajin di Beltim, mulai dari kegiatan bimtek atau pelatihan, meningkatkan kualitas produk melakukan promosi perdagangan. Ini dilakukan sebagai komitmen untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai sektor yang mampu menjadi kekuatan ekonomi di masa depan,” kata Susy disela-sela kunjungannya ke sentra industri anyaman bambu dan pandan di Kabupaten Karang Asem Denpasar.
Susy mengatakan banyak sekali tumbuhan di Beltim untuk bisa dimanfaatkan menjadi produk kerajinan menarik, mulai dari bambu, daun pandan, pelepah pisang dan lain sebagainya.
Saat berada di Karang Asem, Susy bersama para pengurus Dekranasda terjun langsung membuat anyaman daun pandan yang dekoratif mulai dari membuang durinya dan membelah menjadi beberapa bagian, lalu menjemur hingga kering dan menganyam menjadi tikar, tas dan dompet.(wah)