Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung , Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami, membahas Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari 2020 yang secara umum tercatat sebesar 105,92 atau mengalami kenaikan sebesar 3,15 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 102,68.
Ia membahas hal ini saat memberikan paparan tentang Berita Resmi Statistik di Kantor BPS Babel, Senin (3/2/2020).
“Kenaikan terjadi dikarenakan naiknya indeks harga yang diterima petani (lt) sebesar 3,80 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (lb) yang hanya sebesar 0,63 persen,” ungkap Dwi Retno saat meneruskan paparannya.
Sementara itu, NTP sub sektor Tanaman Pangan sebesar 99,85, sub sektor Hortikultura (NTP-H) ebesar 102,82, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) sebesar 106,40, sub sektor Peternakan (NTP-T) sebesar 100,17, sub sektor Perikanan (NTP-P) sebesar 107,86 dengan Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) sebesar 108,19, dan Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) sebesar 98,20. Naiknya NTP pada tiga sub sektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 4,17 persen, subsektor peternakan sebesar 1.03 persen, dan subsektor perikanan sebesar 1,20 persen, menyebabkan kenaikan NTP pada Januari 2020. Sementara itu, dua sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu sub sektor tanaman pangan sebesar 0,88 persen dan sub sektor hortikultura sebesar 3,16 persen.
Dwi Retno mengatakan bahwa mulai Januari 2020, perhitungan NTP menggunakan indeks harga dengan tahun dasar baru yakni 2018 = 100, baik untuk lt maupun lb.
“Perubahan paket komoditas dan diagram timbang dalam penghitungan NTP dalam indeks harga 2018 = 100 didasarkan pada hasil Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 2017 ( SPDT-NTP 2017) yang dilaksanakan oleh BPS,” jelasnya.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu ikan selar / ikan tude sebesar 0,13 persen, ikan kerisi sebesar 0,12 persen; cabai merah, bawang merah dan ikan tenggiri, masing-masing sebesar 0,10 persen; ikan bulat dan udang basah masing-masing sebesar 0.07 persen; rokok kretek filter dan ikan kembung masing-masing sebesar 0,06 persen. Sementara komoditas yang dominan memberikan andil / sumbangan deflasi yaitu, sawi hijau sebesar 0,08 persen; beras sebesar 0,05 persen; bayam dan ayam hidup masing-masing sebesar 0,04 persen; serta kangkung, terong, pisang dan lengkuas masing-masing sebesar 0,01 persen.rill/(wa)