Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Selain bangunan berkonsep tradisional adat melayu dan chinese, New Lesehan Green juga harus menonjolkan masakan khas daerah Bangka Selatan lainnya, yang saat ini banyak ditinggalkan dan dilupakan. Hal ini diungkapkan Bupati Bangka Selatan Drs H Justiar Noer, Minggu (12/1) disela-sela launching New Lesehan Green.
“Karena secara arsitektur memang ada campuran adat melayu dan chinese, tapi lebih dari itu masakan tradisional lainnya juga harus diangkat, seperti masakan aslinya yang banyak ditinggalkan,” imbuh Bupati, Drs H Justiar Noer, Minggu (12/1).
Misalnya, kata dia hari Senin dan Kamis Lesehan Green mungkin bisa sajikan masakan khusus bagi penikmat lempah Pelanduk atau bisa saja masakan lempah Punai untuk hari selasanya, tidak harus setiap hari, tapi ada hari-hari tertentu.
“Dan itu pasti ramai, karena penggemar Punai dan Pelanduk pasti akan datang dari daerah lain untuk menyantap lempah itu,” ucap orang nomor satu di Basel ini.
Untuk itu, ia berharap menu di new lesehan green ini juga bukan hanya menjadi icon di Bangka Selatan saja, tapi bisa jadi sajian masakan khas bagi Provinsi Babel, karena dilain tidak ada lagi dan New Lesehan Green harus ada daya tariknya tersendiri.
“Lesehan green diharapkan sangat perlu dibuka di kota-kota besar secara menasional dengan mengenal makanan basel menjadi kahas makanan nusantara. Disini lesehan green sumbernya masakan khas selain lempah ikan sembilang, planduk, punai juga ada maskaan tumis jantung yang tersa istemwa disini,” harapnya. (Pra)