Bangka Flora Society (BFS) Ajak Masyarakat Tanam Puluhan Anggrek di Tepian Sungai Upang

PUDING BESAR, LASPELA – Peringatan Hari Gerakan Sejuta Pohon Dunia dan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Indonesia yang diperingati pada tanggal 10 Januari 2020 dimanfaatkan oleh yayasan peduli lingkungan Bangka Flora Society (BFS) dengan melakukan aksi penanaman puluhan anggrek dan ratusan pohon di tepian Sungai Upang Desa Tanah Bawah, Sabtu (11/1/2020).

Penanaman tersebut dilakukan dengan melibatkan para anggota BFS, sahabat alam sungai Upang, siswa pramuka Saka Kalpataru, dan masyarakat umum lainnya.

Ketua BFS, Dian Rossana Anggraini mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajarkan kepada seluruh siswa dan mengajak masyarakat untuk melestarikan lingkungan khususnya di tepian Sungai Upang.

“Seluruh kegiatan kali ini merupakan upaya untuk melestarikan lingkungan dan menjaga ekosistem Sungai Upang. Kita juga memilih kayu perupuk dan jambu ubak karena memiliki karakteristik yang cocok untuk ditanam di tepin sungai upang,” ungkap Dian.

Wanita yang pernah meraih penghargaan kalpataru tersebut juga mengatakan ada beberapa jenis tanaman anggrek yang kini mulai langka, sehingga dirinya terpangggil untuk melestarikan tanaman langka tersebut.

“Penanaman kita kali ini dilakukan sebanyak 78 batang anggrek dari enam spesies berbeda. Diantaranya ada tanaman anggrek yang saat ini sudah mulai langka dan sulit untuk ditemui, anggrek tersebut yaitu Anggrek Bulan,” tutur Dian yang didampingi oleh Sekretaris BFS, Fahmi Andika.

Selain Anggrek Bulan (Phalaeonopsis sumatrana) lima jenis anggrek lainnya yaitu Cernu cervi, Oncidium, Bulbovilum, Bogoriensis, dan Tripspermum. Seluruh anggrek tersbut ditanam di Pulau Anggrek yang telah dirawat dan ditanami sejak tiga tahun silam.

Disamping itu, kegiatan penanaman juga terus rutin dilakukan oleh Sahabat Alam Sungai Upang bersama BFS di tepian Sungai Upang melalui kegiatan ‘Minggu Menanam’.

Sementara itu, ketua Komunitas Salam Upang, Hormen mengungkapkan disamping Sungai Upang dianggap masyarakat sebagai tempat rekreasi, dirinya juga berharap mampu memberikan nilai-nilai edukasi khususnya terhadap pelestarian lingkungan. Sehingga masyarakat yang berkunjung mampu menambah pengetahuan dan rasa cinta terhadap lingkungan.

“Disamping kita mengurusi para pengunjung yang hendak berwisata, kita sisipkan dengan nilai edukasi tentang lingkungan kepada mereka. Kita ajak mereka untuk menanam anggrek, pohon, dan melakukan pembibitan yang lokasinya juga di Sungai Upang,” harap Hormen. (mah)