Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Dampak dari penolakan para pengerit terhadap kebijakan fuel card BBM bersubsisi jenis solar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), melakukan evaluasi atas penggunaan fuel card di Babel.
“Hal ini bertujuan guna memastikan penyaluran Biosolar bersubsidi tepat sasaran, karena banyak hal terkait kendala dan laporan yang terjadi selama pelaksanaan fuel card, maka itu kita akan melakukan evaluasi atas penggunaan fuel card,” kata Pj Sekda Babel, Yulizar saat memimpin rapat evaluasi di ruang Tanjung Pendem, Kantor Gubernur Babel, Rabu (8/1/2019).
Ia mengatakan, sejalan dengan pemberlakuan penggunaan fuel card untuk pembelian solar bersubsidi, masih terdapat persoalan yang terjadi di lapangan, sehingga perlu dilakukan evaluasi yang lebih baik lagi.
“Dari beberapa waktu pelaksanaan Fuel Card, dan melihat perkembangan yang terjadi di lapangan, ada hal yang masih perlu didiskusikan dan diperbaiki bersama,” ujar Yulizar.
Yulizar mengharapkan, dengan adanya rapat bersama pihak-pihak terkait ini, diharapkan ada langkah – langkah strategis agar pelaksanaan penggunaan Fuel Card dapat tepat sasaran, dan tidak terjadinya ganda penggunaan.
“Namun pada rapat hari ini belum ada perubahan kebijakan serta keputusan yang dilakukan dalam evaluasi fuel card berapa jumlah penambahan kuota BBM nantinya,” jelasnya.
Yulizar mengungkapkan, pihaknya akan melihat terlebih dahulu perkembangan seperti apa nantinya. Karena ada beberapa hal terkait adanya laporan masih ada pajak mati bisa mengisi. Padahal sepakat yang dapat fuel card harus kondisi pajak kendaraanya lunas.
“Ada laporan dari masyarakat bahwa telah terjadi informasi simpang siur yang menyatakan adanya kendaraan yang mengisi BBM solar bersubsidi dengan menggunakan Fuel Card, namun pajak kendaraan yang bersangkutan belum di bayar (mati), begitu juga adanya informasi yang menyatakan pengisian BBM solar dapat digunakan dengan ATM,” ungkapnya.
Selain itu, Yulizar juga menjelaskan dimana terkait kepemilikan sopir yang memiliki kartu fuel card dobel untuk mengisi BBM bersubsidi jenis solar.
“Ada juga yang bisa mengisi lebih dari kuota ditetapkan, lalu ada juga menyampaikan bisa menggunakan ATM tidak pakai Fuel Card juga bisa. Menurut info yang kita terima salah satu dari UPT Samsat itu bisa dobel memberikan kepada sopir. Karena keluarga dia dapat dua, oleh karena itu kita bertemu diskusikan dimana letak salahnya, apa dilapangan, atau seperti apa,” ucap Yulizar.
Yulizar mengharapkan adanya koordinasi yang lebih baik lagi dalam pelaksanaan penggunaan Fuel Card, sehingga dapat berjalan dengan lancar, dan tidak terjadi kesimpangsiuran di masyarakat. Apalagi, kata dia, adanya laporan masyarakat, adanya pengisian BBM Solar lebih dari kuota yang telah ditentukan.
“Manfaat lain dari fuel card adalah meminimalisir penyalahgunaan. Dengan menetapkan konsumsi Biosolar subsidi maksimal 30 liter per hari. Meski pemegang kartu membeli di SPBU lain, tetap terakumulasi 30 liter per hari untuk pembelian Biosolar bersubsidi. Tidak bisa lebih. Diharapkan dapat mengurangi aksi penimbunan Biosolar subsidi,” tutupnya.
Sementara itu, Yerry Managemen BRI menyatakan, sampai saat ini, telah dikeluarkan sebanyak 8.182 fuel card.
“Saya berharap dapat bertambah lagi, sehingga masyarakat pengguna BBM solar tersebut dapat dengan mudah membeli BBM Solar di SPBU yang ada,” pungkasnya.(wa)