Oleh: Dian Pitaloka, Mahasiswa Prodi Akuntansi
Universitas Bangka Belitung
OPINI– Baru- baru ini Provinsi Bangka Belitung (Babel) dibuat heboh dengan beroperasinya Transmart, yang merupakan mall pertama di Pulau Bangka. Transmart menyugukan beragam wahana permainan, bioskop, food court, dan lain- lain.
Tetapi ternyata kemunculan Transmart menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat, ada yang menganggap kehadiran Transmart sangat penting untuk mendongkrak perekonomian di Pulau Bangka, sementara di sisi lain kehadiran Transmart justru dianggap merugikan.
Dampak positif keberadaan Transmart adalah bisa mendongkrak perekonomian Bangka Belitung melalui penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak, tempat perputaran uang, serta bisa menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat di sekitar.
Namun, kehadiran Transmart juga dianggap membawa dampak negatif yaitu tergusurnya para pedagang kecil yang selama ini beroperasi di pasar- pasar tradisional, mereka adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Oleh karena itu, cara terbaik untuk menyelamatkan para pelaku UMKM adalah dengan mengembangkan Budaya Partisipatoris, dimana pengelola Transmart harus memilki kepedulian terhadap para pelaku UMKM ini.
Pelaku UMKM harus dibantu untuk mengembangkan kemampuan dan daya saing mereka, dan tanpa bantuan, keberpihakan, serta intervensi dari pihak pemerintah, rasanya pelaku UMKM tidak akan mampu bertahan ditengah kuatnya gempuran pemodal besar.
Pemerintah Babel sebagai regulator harus bisa mengembangkan prinsip ekonomi yang seimbang dan adil, misalnya, pemberdayaan UMKM dengan melibatkan mereka sebagai pemasok bahan- bahan di mall, dan atau menyediakan lapak untuk mereka berjualan di Transmart, sehingga dengan demikian pedagang kecil yang menjadi pemasok dapat mempelajari dan mengikuti manajemen pemasaran ritel modern, dan apabila mereka diberdayakan dan ditingkatkan kemampuan manajemen dan permodalannya, maka potensi mereka menjadi sangat besar untuk masuk ke jaringan yang lebih luas.
Pemerintah Babel perlu membuat regulasi yang efektif dan efisien dalam mendukung sektor UMKM, seperti aturan pemberian ruang untuk UMKM di Transmart atau pusat pembelanjaan lain yang ada di Bangka.
Dan elemen paling mendasar untuk membangun dunia UMKM adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM), sehingga denganSDM yang unggul akan meningkatkan semangat wirausaha dan akan melahirkan pengusaha- pengusaha baru yang tangguh sebagai pendorong peningkatan perekonomian Babel.
Menjaga daya tahan UMKM sangatlah penting, karena mereka sebetulnya adalah pertahanan terakhir dari sebuah perekonomian saat menghadapi krisis. UMKM merupakan sektor usaha yang akan terus menggeliat di level bawah dan dengan jumlah dan perputaran uang yang begitu besar.(*)