Oleh : Dinda Agus Tiantie
PANGKALPINANG, LASPELA – Kota Pangkalpinang kembali tergenang banjir, pada Sabtu siang (14/12/2019).
Banjir terjadi saat hujan deras turun setidaknya selama 2 jam. Beberapa titik wilayah yang tergenang air diantaranya berada di Kelurahan Bukit Sari, Kelurahan Gedung Nasional, Pelipur, Jalan Ahmad Yani hingga Alun-alun Taman Merdeka.
Struktur Geografis dan kontur daerah Pangkalpinang yang cekung menjadi penyebab banjir di Kota Beribu Senyuman.
Kendati demikian, Ketua DPRD Kota Pangkalpinang Abang Hertza menyebutkan bukan hanya struktur geografis dan kontur daerah yang cekung menjadi penyebab terjadinya banjir, namun menurutnya masyarakat lah yang kurangnya kesadaran dalam menjaga sarana dan prasana termasuk kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
“Beberapa hal yang menjadi pemicu banjir yaitu, sarana dan prasarana terkait dengan alur, baik itu saluran-saluran yang masih terjadi sedimentasi yang cukup tinggi, dan terjadi penyumbatan dikarenakan sampah-sampah,” ujarnya pada Laspela.
Selain itu, ia mengatakan banjir juga disebabkan aktifitas Tambang Inkonvensional (TI) ilegal yang berada di hilir sungai Kota Pangkalpinang
“Sehingga terjadinya sedimentasi pendangkalan sungai tersebut dan arus laju air akan terhambat akibat sedimentasi dari pada tambang-tambang tersebut, hal ini Pemerintah harus lebih mengambil tindakan tegas,” pintanya.
Ia juga menyarankan Pemerintah Kota melalui OPD-OPD dan seluruh masyarakat kota Pangkalpinang dapat saling bersinergi dalam menangani hal ini.
“Kita jangan salahkan Pemerintah, namun kita masyarakat Pangkalpinang inilah yang seharusnya dapat bersinergi dalam menangani banjir, ini tugas kita semua, kita perlu berperan untuk ini,”pungkasnya. (dnd)