Dirut BUMD Babel : Ada Empat Penyebab Merosotnya Harga Lada di Babel

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Ternyata ada 4 penyebab merosotnya harga Lada yang terjadi selama dua tahun belakangan ini di Bangka Belitung.

“Diantaranya pertama over supply dimana Vietnam itu memproduksi lada lebih besar dari Indonesia saat ini. kedua, kurangnya inovasi dimana banyak negara dan juga didalam negeri sudah harus mulai menjadikan lada produk hilir.

“Ketiga, penurunan kualitas lada karena standar buyer semakin tinggi dan Keempat, strategi pemasaran dimana orang memasarkan tidak lagi dengan cara tradisional, melainkan sudah menggunakan sistem online dan teknologi,” kata Dirut BUMD Babel, Prof. Saparuddin dalam paparannya saat menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah eksportir lada, di Ruang Banmus DPRD Bangka Belitung, Senin (2/12/2019).

Menurut Udin, ini berdasarkan analisa pihaknya penyebab merosotnya harga lada di Babel. “Maka itu mari kita duduk satu meja untuk mencari solusi bersama dalam memecahkan permasalahan ini,” ujar Udin.

Ia menyampaikan, adapun luas lahan tanam lada itu meningkat dari 2014 diangka 22 ribu 54 hektar naik ditahun 2018 menjadi 27 rbu 988 hektare, tetapi dari sisi produksi masih stagnan, dimana pada tahun 2014 angka produksi Lada diangka kisaran 33 ribu ton sedangkan pada tahun 2018 hanya kisaran 32 ribu ton, meskipun fluktuatif ditahun sebelumnya tapi cenderung stagnan sehingga produktivitas lada hanya diangka rata-rara 1,2 indeks produktivitasnya yang seharusnya dapat mencapai 4,5 ton per hektar.

“Sehingga berdasarkan data yang ada, kondisi produktivitas lada di Babel cenderung stagnan berbanding terbalik dengan luas tanam lada yang terus meningkat,” ujarnya.

Selain itu, Udin juga menyoroti, dimana turunnya harga Lada dari tahun ketahun hingga mencapai angka Rp. 40 Ribu perkilo, seperti sekarang ini. Menurutnya Lada Babel memiliki banyak kelebihan untuk bersaing dan menentukan harga Lada dunia. Diantaranya memiliki aroma khas yang tidak dimiliki daerah mana pun baik luar atau dalam negeri, memiliki indeks kepedasan tinggi, dan memiliki Indeks Geografis (IG) MUNTOK WHITE PAPER yang telah dikenal dan diakui kualitasnya.

“Namun keunggulan tersebut, nampaknya tak dapat membuat Lada Babel berbicara banyak di pasar dunia, sehingga harga Lada Babel kini sangat memperhatinkan,” ungkapnya.(wa)