Jadi Pembicara di IIEF 2019, Erzaldi Tantang Mahasiswa Kemukakan Inovasi

Oleh : Wina Destika

JAWA BARAT, LASPELA – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, kembali menjadi Pembicara di Indonesian Islamic Economics Forum (IIEF) 2019 yang diselenggarakan Institut Tazkia, Sentol City, Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan yang juga mengetengahkan Ketua Umum OK OC Indonesia, Iim Rusyamsi sebagai Pembicara, Selasa (12/11/2019), dihadiri langsung Rektor Institut Tazkia, Murniati Mukhlisin, Civitas dan Mahasiswa Institut Tazkia.

Erzaldi dalam paparannya memberikan tantangan kepada mahasiswa Tazkia untuk mengemukakan inovasi mereka dalam mengembangkan ekonomi syariah.

Menurutnya, menjadi mahasiswa harus berani mengambil resiko, menghadapi kesulitan dan lain sebagainya, agar terbentuk Karakter yang tangguh dan unggul.

Dijelaskannya, potensi pasar terbesar saat ini, adalah umat Islam. Sebanyak 83% dari penduduk Indonesia adalah Muslim. Sistem ekonomi syariah sudah terbukti sebagai sistem ekonomi yang terbaik.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, kata Gubernur Erzaldi, selain mengajarkan agama, juga seorang pedagang. Berapa banyak orang Islam yang memahami Ayat dan Hadits yang berkaitan dengan ekonomi.

“Mari kita buktikan integritas kita sebagai seorang Muslim, pahami dan amalkan juga, perhatikan bagaimana kehalalan produk yang kita konsumsi sehari-hari. Bayangkan potensi Ziswaf dikembangkan untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat. Apa ayatnya, apa haditsnya, bagaimana implementasinya,” ungkap Erzaldi.

Erzaldi mengakhiri penyampaiannya, dengan bercerita tentang kisah hidupnya dan disimpulkan dengan kutipan Ayat Alqur’an. “Apa yang menurut kita baik boleh jadi sebenarnya buruk, boleh jadi apa yang menurut kita buruk sebenarnya baik, hanya Allah yang Maha Mengetahui,” tutup Erzaldi.

Sebelumnya, Rektor Institut Tazkia, Murniati Mukhlisin dalam sambutannya memberikan motivasi kepada mahasiswa Institut Tazkia bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Badan Pusat Statistik memprediksikan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2020-2030, dimana jumlah penduduk usia produktif mendominasi masyarakat.

“Kita saat ini, berada di Era Revolusi Industri 4.0 dan mengalami ketidakpastian global. Dalam rangka menjadikan Ekonomi Syariah sebagai solusi permasalahan ekonomi yang ada saat ini, diperlukan adanya penggerak yang terdiri dari sumber daya manusia yang memahami ilmu ekonomi dan ilmu agama secara komprehensif,” ujarnya.

Para mahasiswa Tazkia, menurut dia, sudah seharusnya menjadi salah satu pelopor ekonomi syariah di Indonesia, menjadi mahasiswa yang luar biasa, memiliki Karakter unggul dan siap berkontribusi di kancah global. Salah satunya dengan menerapkan gaya hidup halal dalam kehidupan sehari-hari.rill/(wa)