Perdagangan Pasar Fisik Timah di JFX Menarik Perhatian Investor

*Stefhanus : 25 Oktober Transaksi Pasar Fisik Timah Sebanyak 3.224 Lot

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Sejak diluncurkan pada akhir bulan Agustus 2019 lalu, perdagangan pasar Fisik Timah di Bursa Berjangka Jakarta/ Jakarta Futures Exchange (JFX), menarik perhatian investor. Dimana sampai dengan 25 Oktober 2019, tercatat terjadi total transaksi pasar fisik timah sebanyak 3.224 lot dengan total nilai transaksi sebesar USD 261.598.139,36.

“Sedangkan untuk di bulan Agustus, terjadi transaksi sebanyak 915 lot atau 4.575 ton dengan nilai transaksi USD 72.689.475,” kata Direktur Utama Jakarta Futures Exchange, Stephanus Paulus Lumintang saat mengadakan Gathering Media JFX-KBI di Pangkalpinang, Jumat (01/11/2019) malam

Lanjut Stephanus, untuk bulan September mengalami kenaikan, dengan tercatat transaksi sebanyak 1.254 lot atau 6.270 ton senilai USD 105.007.110. “Sedangkan di bulan Oktober, volume transaksi mencapai 1.055 lot dengan nilai transaksi sebesar USD 83.901.554,01, per 25 Oktober,” ujarnya.

Ia menyampaikan, tentu pencapaian transaksi ini merupakan salah satu wujud realisasi atas apa yang telah pihaknya sampaikan kepada Gubernur Bangka Belitung pada 26 agustus 2019 lalu pada kegiatan ekspor perdama timah di Pangkalbalam.

“Kolaborasi JFX-KBI telah mendapatkan izin dari pemerintah melalui bappebti sejak 6 Agustus lalu dan mulai sejak itu melakukan trading 16.407 ton,” ungkap Stefhanus.

Ia menjelaskan, besaran transaksi dalam 3 bulan ini, tentu merupakan hal yang sangat positif. “Kedepan, kami optimis bahwa perdagangan pasar fisik timah di JFX akan terus meningkat. Dan kami menargetkan, sampai akhir tahun 2020, total transaksi perdagangan pasar fisik timah akan mencapai 72000 Ton/Tahun,” cetusnya.

Stefhanus menambahkan, semenjak launching Bursa Timah murni batangan pada bulan Agustus 2019 lalu, Bursa Berjangka Jakarta/ Jakarta Futures Exchange (JFX), sebagai bursa komoditi pertama di Indonesia mengambil peran dalam industri timah di Indonesia, dengan memperdagangkan timah menjadi komoditas yang di transaksikan dalam pasar Fisik Timah Murni Batangan.

“Bersama dengan BUMN, PT Kliring Berjangka Indonesia, kedua institusi ini bersinergi untuk terbentuknya harga timah pada bursa nasional yang akan menjadi acuan internasional,” terangnya.

Dengan potensi timah yang ada di Indonesia, khususnya di Bangka, dikatakan Stefhanus, dimana kedepan pihaknya optimis, perdagangan pasar fisik timah murni batangan akan terus berkembang. “Selain komoditas timah, JFX kedepan akan terus melakukan inovasi untuk komoditas-komoditas lain yang ada di Indonesia,” pungkasnya.

Sementara, Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mengatakan perdagangan komoditas timah di JFX ini dapat menjadi opportunity yang besar untuk para pelaku di bisnis perdagangan timah batangan baik di Indonesia maupun internasional.

“Saat ini Indonesia menyumbangkan kurang lebih sekitar 23% market timah dunia. Dengan adanya perdagangan timah di Bursa Berjangka Jakarta diharapkan memberikan pilihan untuk para pelaku dalam bertransaksi,” jelasnya.

Untuk saat ini, Fajar menyebutkan, harga acuan timah dunia adalah London Metal Exchange (LME). Namun, dengan kekayaan alam Indonesia yang memproduksi timah terbesar kedua di dunia, JFX dan PT KBI (Persero) mempunyai harapan besar dan akan berusaha untuk menjadikan Indonesia sebagai acuan harga timah dunia.

“Transaksi fisik timah yang diperdagangkan di JFX terdapat adanya cetakan merek pada timah murni batangan sesuai dengan produsen masing-masing. Dengan hal tersebut, pembeli mendapatkan jaminan dan kejelasan terhadap produk yang dibelinya,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Ia menambahkan, dengan mencantumkan brand pada setiap produk juga dapat menciptakan persaingan sehat antara produsen. “Karena brand-nya tercantum, dengan sendirinya ini akan menjadi stimulus para produsen untuk meningkatkan kualitas dari masing-masing produknya,” tutupnya.(wa)