Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan, kebakaran lahan gambut sangat sulit dipadamkan jika tidak diatasi dengan cepat dan tanggap.
“Gambut ini adalah fosil batubara muda, jadi kalau kita membiarkan gambut terbakar, apalagi dalam waktu atau tempo yang lama, maka api itu menjalar bukannya dibagian atas, tetapi sampai ke bawah,” katanya kepada wartawan saat membuka membuka Pameran Pengurangan Resiko Bencana (PRB) 2019, yang berlangsung di Alun-alun Taman Merdeka Pangkalpinang beberapa waktu lalu.
Ia menyampaikan, ada sejumlah titik api yang tersebar di enam provinsi yang memiliki lahan gambut yang luas itu terbakar dengan kedalaman apinya bisa lebih dari tujuh meter.
“Jadi upaya-upaya yang kita lakukan, dengan menggunakan pasukan darat, gabungan Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD, relawan-relawan semuanya memadamkan api. Apinya tidak akan mudah padam, apalagi sudah berlangsung sekian jam,” tuturnya.
“Dengan menggunakan water bombing pun hanya bagian atas saja yang bisa basah, dengan hujan buatan itu pun kalo tergantung awan nya lebih dari tujuh puluh persen,” lanjut Doni.
Diakui Doni, dalam menghadapi kebakaran lahan gambut ini, telah banyak menguras energi dan biaya. Oleh karena itu, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan instansi-instansi terkait untuk membahas pencegahan dan penanggulangan karhutla.
“Beberapa waktu lalu, kita ada sebuah pertemuan dengan lembaga yang berhubungan dengan kebakaran hutan dan lahan, membuat sebuah SOP baru, mulai dari pencegahan sampai dengan penanggulangan. Tanpa adanya kerjasama ini rasanya sulit, pemerintah pusat tidak mungkin bekerja sendirian kalau sudah terbakar,” terangnya.
Doni juga berharap, pemerintah daerah dapat meningkatkan kemampuan pengawasan, pencegahan dengan semangat desentralisasi, semangat otonomi daerah. “Kita harapkan juga kepemimpinan daerah itu jauh lebih kuat dalam rangka program pencegahan,” tutupnya.(wa)