Oleh: Andini Dwi Hasanah
TANJUNGPANDAN, LASPELA– Indonesia Climate Change Trust Fund yang mengelola dana hibah dari USAID telah menyalurkan pendanaan mitigasi berbasis lahan untuk Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang sebagai Taman Wisata Mangrove dalam Upaya Rehabilitasi Ekosistem dan Sekuestrasi Karbon.
Sejak 2017 hingga 2018 Program rehabilitasi kawasan pesisir eks-tambang timah ini dikelola oleh Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi) bersama dengan masyarakat Desa Juru Seberang yaitu kelompok Hutan Kemasyarakatan Seberang Bersatu (HKm Seberang Bersatu).
Program rehabilitasi kawasan pesisir ini mengintervensi lahan eks-tambang timah yang kini dikenal sebagai Belitung Mangrove Park (BMP).
Hal ini dikatakan oleh Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Medrilizam dalam kegiatan scalling up dan media visit di Belitung Mangrove Park(BMP), Desa Juru Seberang, Tanjungpandan, Jumat (11/10/2019).
Proyek Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) di Belitung tersebut telah dilakukan berupa rehabilitasi hutan mangrove dan hutan pantai bekas tambang timah berbasis masyarakat.
Lokasi yang dijadikan proyek itu, yakni kawasan Belitung Mangrove Park (BMP) yang dikelola HKm Seberang Bersatu.
“Kegiatan di Belitung Mangrove Park ini adalah kegiatan dari ICCTF yang mana salah satu tujuan besarnya adalah membantu upaya pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca yang sudah menjadi target pada 2020 maupun 2030,” ujar Medrilizam.
Belitung Mangrove Park ini sudah digagas ICCTF, dimana ICCTF memberikan kontribusi awal untuk membantu Hkm Juru Sebrang untuk mulai mengembangkan atau merehabilitasi lahan mangrove di Hkm Juru Sebrang.
“Dimana dulunya ini adalah lahan tambang, nah kita mencoba merehabilitasi lahan bekas tambang ini dengan menanam mangrove sehingga nanti diharapkan ada uapaya penyerapan emisi karbon dan juga sekaligus melindungi ekosistem pantai dengan harapan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat,” jelasnya.
Menurtnya, ini bisa menjadi multipel benfit yang bisa menghasilkan dari hanya satu kegiatan kecil, Tentunya ICCTF tidak bekerja sendiri, ICCTF juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan juga masyarakat setempat.
“Nah dengan kaloborasi yang awalnya hanya bisa dibilang sederhana saja, dan kemudian ini, alhamdulillah ini berkembang cukup pesat dan akhirnya bisa mensinergikan program baik yang ada kementrian lembaga maupun juga kontribusi dari CSR, juga partisipasi dari masyarakat itu sendiri,” tuturnya.(din)