Tiga Anggota DPR RI Terpilih dan KADIN Babel Perjuangkan Jembatan Bangka Sumatra: “Jalan Terus!”

TIGA ANGGOTA DPR RI terpilih Rudianto Tjen, Bambang Patijaya dan Zuristyo Firmadata serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kepulauan Bangka Belitung mendukung pembangunan Jembatan Bangka Sumatra (BATERA) dan siap memperjuangkannya di Pemerintahan RI dan DPR RI. Mereka juga meminta untuk mengabaikan penolakan yang tidak berdasarkan kajian detil.

Penegasan tiga Anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum KADIN Babel Rudi Irawan itu disampaikan kepada LASPELA Media Group menanggapi pernyataan Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono yang menilai rencana pemerintah membangun jembatan penghubung antara Pulau Bangka dengan Sumatera senilai Rp 15 triliun itu mubazir karena kurang efektif.

“Buat apa bangun jembatan itu karena kendaraan yang lewat diprediksi cuma 200 kendaraan per hari. Itu berarti setiap satu jam tidak lebih dari 10 kendaraan yang lewat. Biayanya Rp 15 Triliun. Ini akan saya cegah supaya tidak terjadi,” ujar Bambang kepada wartawan di Pangkalpinang, Jumat, 30 Agustus 2019 seperti dikutip Tempo.

Pernyataan Bambang Haryo Soekartono yang tidak dipilih lagi oleh rakyat untuk periode 2019-2024 dan bukan dari Daerah Pemilihan Babel itu dinilai mengobok-obok Babel yang bukan ranahnya (Dapil).

Bagi Babel, rencana Jembatan BATERA yang menjadi kebanggaan dan akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Babel dan Sumsel serta sekitarnya itu harus terus didorong dan diperjuangkan.

Pernyataan penolakan Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono yang politikus Gerindra itu sangat bertolak belakang dengan politisi Gerindra Kepulauan Bangka Belitung yang adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Dr Erzaldi Rosman.

Gubernur Erzaldi yang juga memimpin DPD Gerindra Babel itu memperjuangkan Jembatan BATERA bagai kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung dan masyarakat Sumsel dan sekitarnya bersama Gubernur Sumsel Herman Deru dan disetujui oleh Menteri PUPR dan bahkan akan dibiayai oleh APBN.

Ternyata Pengusaha Kapal

Penolakan menjadi viral di media massa itu akhirnya terbongkar diduga bermotif bisnis pribadi yaitu bisnis kapal. Dari penelusuran LASPELA Media Group, ternyata Anggota DPR RI, Ir H. Bambang Harjo Sukartono tersebut menjabat Penasihat Utama PT Dharma Lautan, perusahaan perkapalan (lihat teks foto Detik.com).

Dampak Jembatan Bangka Sumatera adalah kapal roro baik dari Jakarta ke Pangkalpinang maupun dari Tanjung Api-api Sumsel akan sepi dan pengendara mobil lebih memilih melintasi jembatan karena menghindari antrean naik kapal roro. Dampak kerugian lainnya adalah maskapai penerbangan. Masyarakat Bangka Belitung, Sumsel maupun Jakarta ada yang lebih memilih melalui jembatan karena harga tiket yang tinggi.

Ulah sangat tidak terpuji dari Anggota DPR RI Bambang Sukartono yang tidak terpilih lagi 2019-2024 itu sangat melukai masyarakat Babel yang selama ini “tertindas” oleh ketidakadilan karena kondisi terisolasi yang sebenarnya bisa dibuka dan dihubungkan oleh dengan jembatan.

Babel Melawan

Wakil Ketua Umum KADIN Babel Bidang Perhubungan dan Kemaritiman, Rudi Irawan menegaskan, “Apa yang dilakukan Anggota DPR RI Bambang Sukartono itu sangat tidak elok dan sarat dengan konflik kepentingan. Sebagai Anggota DPR RI seharusnya beliau mengedepankan kepentingan masyarakat banyak, bukan kepentingan bisnis kapal beliau yang pribadi.”

Tuduhan Bambang Sukartono bahwa jembatan hanya akan diseberangi 200 mobil dalam sehari dan 10 mobil per jam dinilai Rudi Irawan sebagai pernyataan yang tidak berdasar dan konyol.
“Bambang Sukartono mungkin hanya mendasarkan dari data mobil yang diseberangkan oleh kapal roro beliau tiap harinya dengan biaya Rp 700 ribu lebih per mobil. Kalau ada jembatan (dan Tanjung Api Api – Muntok tidak harus bayar Rp 700 ribu serta antre hingga dua hari), pasti tiap jam bahkan menit akan banyak mobil yang berlalu lalang di jembatan BATERA tersebut,” kata Rudi Irawan.

Rudi Irawan mendesak ke semua pihak yang kontra atau kurang sependapat dengan Jembatan Bangka Sumatra hendaknya melakukannya dengan kajian yang detil dan tidak berangkat dari “pesan sponsor” dari pihak yang dirugikan dan atau kepentingan pribadi, perusahaannya serta menggunakan jabatan publik untuk membuat sensasi murahan dan mengobok obok Babel yang akan menyejahterakan rakyatnya.

Rudi Irawan menegaskan, “Sudahlah, masyarakat sekarang sudah pinter. Kita ketik Bambang Sukartono, google akan muncul Bambang Sukartono adalah pengusaha kapal. Kini, penasehat PT Dharma Lautan dulu Direktur Utama. Rakyat Babel pasti melawan. Bambang Sukartono tidak hanya mengobok-obok Babel tetapi dzolim.”

Rudi Irawan juga memiliki kapal. Namun ketika LASPELA bertanya soal sikapnya melawan Bambang Sukartono, Rudi menegaskan, “Kami sebagai pengusaha dan organisasi KADIN harus mendorong dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong pembangunan jembatan Bangka Sumatera sehingga harga-harga menjadi murah, inflasi turun, pariwisata meningkat. Soal kapal yang kita miliki, bisa kita pindahkan di tempat lain yang tidak mungkin dibangun jembatan. Selagi darat bisa dihubungkan oleh jembatan ya kita dukung demi kesejahteraan rakyat banyak. Kita harus berani korbankan untuk kepentingan umum yang lebih besar.”

Pernyataan Sensasional, Abaikan!

Bambang Patijaya yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Babel Bidang OKK itu menandaskan, “Suatu pendapat yang disampaikan tanpa mempelajari secara detil dan sensasional saja, abaikan (tidak usah digubris, red) saja!”
Bambang Patijaya yang juga Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Resoran Indonesia) Babel itu berharap, semua pihak menghargai perjuangan masyarakat Babel dan Sumsel, apalagi Jembatan Batera itu didanai dari APBN.

Bambang Patijaya

Harapan dan kepentingan dua provinsi yaitu Sumsel dan Kepulauan Babel, kata Bambang Patijaya, selain dari aspek ekonomis harus dilihat juga dari tinjauan kultural dan sosiologis.

“Jadi saya pikir, perjuangan jembatan Bangka-Sumatera ini harus tetap jalan, tidak ada masalah,” tandas Bambang Patijaya.

Angkat Ekonomi Babel

Anggota DPR RI, Rudianto Tjen mengaku bangga dengan Jembatan BATERA. “Sebagai Putra Babel saya tentunya sangat bangga akan dibangunnya Jembatan Bangka Sumatra (BATERA). Membangun jembatan jangan hanya melihat hari ini, tetapi lihatlah masa depan.

Rudianto Tjen

Terhadap pesimisme Bambang Haryo Soekartono mengenai jumlah kendaraan yang akan melintas, Rudianto Tjen yang juga Penasihat KADIN Babel itu mengatakan jumlah kendaraan yang melewati jembatan tentu akan meningkat dan bertambah dari waktu ke waktu.
Rudianto Tjen juga mengungkapkan, “Perekonomian Bangka akan terangkat. Masyarakat bisa mengirim hasil bumi dan mendatangkan barang dagangan dengan biaya murah. Tentu saja ini akan mengerakkan ekonomi rakyat dan bermuara mensejahterakan rakyat.”

Zuristyo Primadata

Sementara Zuristyo Primadata yang sedang mengikuti Pendidikan Lemhanas melalui pesan WAnya melawan kalau ada pihak yang menolak pembangunan Jembatan Bangka Sumatera dengan alasan kepentingan pribadi dan bukan kepentingan masyarakat.
Zuristyo menegaskan, “Jembatan BATERA, jalan terus. Kita perjuangkan demi kesejahteraan Babel.”

Kapolda Babel Brigjen Istiono dalam beberapa kesempatan menandaskan Polda Babel dan Sumsel akan mengantisipasi kekhawatiran kriminalitas.

“Itu tugas Polda Babel dan kami akan koordinasi dengan Polda Sumsel. Tidak ada masalah. Kepolisian akan antisipasi,” tandas Istiono.

Rp 15 Triliun Kecil

Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan dan Kemaritimana Rudi Irawan mengatakan bila kita berpikir lebih revolusioner untuk kemajuan Bangka dan Indonesia, mestinya proyek Jembatan BATERA terus dilaksanakan.

“Biaya Rp 15 Triliun? Itu kecil dibanding eksploitasi timah dari Babel yang puluhan bahkan ratusan tahun oleh negara da n penjajah. Proyek ini adalah aset, bukan ibarat membuang uang dilaut. Proyek ini aset, maka aset negara menjadi bertambah,” kata Rudi Irawan.

Rudi Irawan tidak menampik adanya kerugian di pihak investor maskapai penerbangan dan pelayaran yang akan tekena dampaknya. “Tapi demi kesejahteraan rakyat, apa boleh buat. Jalan terus!”

Selama ini, baik orang maupun barang, kata Rudi Irawan, sudah bayar masih nunggu. “Kita sudah bayar mahal tiket pesawat maupun kapal laut, masih menunggu pula di bandara atau pelabuhan berjam-jam. Kalau barang bisa dua hari hingga seminggu. Sayur mayur dipastikan busuk dan harga jual di Bangka pasti mahal,” kata Rudi Irawan mencontohkan.

Rugi juga menggambarkan, “Kalau ada Jembatan BATERA, kita bayar pun (seperti tol) gak masalah. Kita, orang maupun barang, juga tidak perlu menunggu. Setiap waktu kita bisa menyeberang ke Pulau Sumatra. Biaya orang atau barang baik masuk maupun keluar bisa sangat murah.”

Menanggapi tingkat okupansi jalan yang dinilai rendah oleh Bambang Haryo Soekartono Anggota DPR RI yang tidak terpilih lagi itu, Rudi Irawan mengatakan, “Sekarang Pulau Bangka itu sudah besar penduduknya dan memiliki daya pikat wisata yang luar biasa. Nantinya, yang melewati Jembatan BATERA itu tidak hanya per menit, per detik pun akan ada yang melintas. Dan okupansinya akan padaat,” kata Rudi Irawan menyakinkan.

“Semua pihak harus mengedepankan kepentingan rakyat banyak. Jembatan akan menekan inflasi. Dengan biaya murah, ongkos angkut murah, maka biaya hidup juga lebih murah dan semua itu bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” jelas Rudi Irawan.

Seiring dengan tranformasi dari pertambangan ke pariwisata, dengan Jembatan BATERA, pasar pariwisata Bangka akan sangat terbuka.

“Wisatawan dari Sumsel, Jambi, Lampung, bahkan Bengkulu dan Jakarta akan berwisata ke Bangka. Jembatan itu membuka aksesbilitas. Produk-produk Bangka, Babel akan dengan mudah dipasarkan di pasar yang lebih luas di luar Babel,” kata Rudi Irawan.

Rudi Irawan juga berharap yang kontra tidak menakuti soal kriminalitas yang akan naik. “Kapolda Babel dan Sumsel saja sudah siap mengantisipasi soal kriminalitas karena memang kewajiban kepolisian. Kriminalitas itu karena terjadi ketidakadilan dan ketertindasan ekonomi. Dulu Palembang itu texas. Namun sekarang, jauh dan kini sangat aman,” kata Rudi Irawan. (*)