Fantastis, Nilai DL DPRD Basel Rp. 21 Miliar, Ibrahim: Harus Diimbangi Dengan Tindak Lanjut Kinerja

Oleh: Nopranda Putra

TOBOALI, LASPELA – DPRD Bangka Selatan (Basel) pada tahun 2019 menaikkan anggaran perjalanan dinas atau dinas luar sebesar Rp. 21 miliar.

Naiknya anggaran dinas luar Anggota DPRD Basel bertambah sebesar Rp 3 miliar bila dibandingkan anggaran tahun 2018 lalu yakni hanya Rp. 19 miliar.

Sekretaris Badan Keuangan Daerah Basel, Riswady menjelaskan pada APBD induk tahun 2019, anggaran perjalanan dinas DPRD Basel sebesar Rp 15 miliar. Angka tersebut, katanya bertambah Rp 6,1 miliar pada APBD Perubahan yang baru disahkan dua pekan lalu.

“Biaya total perjalanan dinas di Setwan pada APBD induk sekitar Rp 15 miliar dan di ABT bertambah Rp 6,1 miliar,” jelas Riswady

Menanggapi hal itu, Dekan Ilmu Politik UBB, Dr. Ibrahim menilai dengan angka yang fantastis itu harus juga diimbangi dengan tindak lanjut kinerja para elite politik yang duduk di singgasana DPRD Basel.

Ia menjelaskan dengan meningkatnya perjalanan dinas para legislator jelang akhir masa jabatan sebenarnya adalah isu penting, namun tidak teramati oleh publik luas sebagai pemberi mandat.

“Bagaimanapun penting untuk didiskusikan berkenaan dengan urgensi dari perjalanan dinas yang sambung-menyambung. Kita bicara dulu pada aspek efektivitas dari perjalanan dinas dikaitkan dengan tugas yang diemban,” kata Ibrahim, Rabu (11/9).

Dengan volume yang begitu besar, publik akan bertanya siapa yang menindaklanjuti hasil dari perjalanan dinas para penghuni gedung DPRD Basel itu.

“Kita sampai pada satu pertanyaan, siapa yang akan menindaklanjuti hasil perjalanan dinas dimaksud? Belum lagi kita bicara jeda waktu yang tersisa untuk membicarakan secara serius dari hasil perjalanan dinas,” ucapnya.

Di luar itu, ia mengkhawatirkan justru fungsi representasi kurang bekerja optimal di bulan jelang akhir jabatan ketika wakil rakyat lebih sering ke luar daerah ketimbang mengunjungi konstituen atau melakukan fungsi kontrol di daerah. “Tentu kita masih bisa diskusi panjang lagi soal judul dari perjalanan dinas dan kaitannya dengan relevansi dan kebutuhan lokal,” tandasnya.

Kendati demikian, ia membayangkan agar ada kontinuasi hasil perjalanan antara dewan pada periode ini dengan periode yang akan segera menggantikan.

Akan sangat disayangkan jika apa yang dikerjakan sebagai hasil peningkatan anggaran perjalanan dinas akan berhenti pada sebatas serapan anggaran jika tidak diimbangi dengan tindak lanjut.

“Saya kira ada beban untuk mentransfer hasil perjalanan pada dewan periode berikutnya. Sekretariat sebaiknya tidak hanya melaksanakan fungsi teknis, tapi juga lebih luas pada ranah transisi,” ungkapnya.

“Saya kira harus ada instrumen agar hasil perjalanan dinas tidak hilang seiring dengan perginya anggota yang tidak terpilih lagi,” pungkasnya. (Pra)