Oleh: Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sampai dengan akhir Juli 2019 telah menangani sebanyak 40 kasus Demam Berdarah Degue (DBD) yang terjadi di daerah itu.
“Tidak ada yang fatal, namun tetap ada yang menderita penyakit Demam Berdarah Degue sebanyak 40 orang penderita,” kata Kepala DKPPKB Bangka Selatan, Supriyadi Kamis (5/9).
Ia mengatakan sebanyak 40 orang penderita itu tersebar di beberapa kecamatan, kendati demikian hal ini bukanlah kejadian luar biasa, sehingga penangganannya dilakukan dengan pengobatan secara intensif bagi pasien.
“40 orang pasien DBD di Bangka Selatan tersebar dengan rincian, 20 orang di Puskesmas Toboali, 10 orang di Puskesmas Air Gegas, satu orang di puskesmas Air Bara dan dua orang di Puskesmas Payung, lima orang di Puskesmas Simpang Rimba dan satu orang di Puskesmas Tiram serta satu orang di puskesmas batu betumpang,” ujarnya.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan Juli tahun 2018 lalu, kasus DBD di Bangka Selatan mengalami peningkatan sebanyak 2 kasus menjadi 40 kasus dari sebelumnya 28 kasus. “Memang ada peningkatakan kasus DBD namun ini masih bulan berjalan dan bulum akhir tahun,” sebutnya.
Menurut dia hal ini belum diperlukan pengasapan guna membunuh nyamuk dan jentik penyakit. Karena untuk pengasapan diperlukan penelitian terlebih dulu ke lapangan.
“Untuk pencegahan tetap dilaksanakan dengan sosialisasi dan gerakan masyarakat hidup sehat,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengoptimalkan penyuluhan dan menggalakan pemberantasan sarang nyamuk melalui PKM yang ada di Bangka Selatan serta menganjurkan masyarakat menggalakan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
“Pola pemberantasan sarang nyamuk dengan cara mengajak masyarakat membuang jentik nyamuk yang ada di rumah maupun di luar rumah terutama di bak penampungan air dengan sistem 3M,” katanya. (Pra)