Oleh: Andini Dwi Hasanah
JAKARTA, LASPELA-Generasi milenial PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC siap berkolaborasi aktif dengan pemerintah, akademisi dan kelompok-kelompok komunitas di masyarakat untuk memajukan dunia kepelabuhanan. Manajemen IPC membuka kesempatan luas kepada generasi milenial untuk berkarya dan berinovasi agar responsif menangkap peluang dan menghadapi tantangan yang semakin cepat berubah di era revolusi industri 4.0, termasuk di dunia kepelabuhanan.
“IPC memiliki generasi ASIK, yaitu pekerja generasi milenial yang adaptif, solutif, inisiatif dan kolaboratif. Mereka akan menjadi agen perubahan dalam mewujudkan visi IPC sebagai pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan,” kata Direktur IPC, Elvyn G. Masassya, dalam sambutannya saat membuka acara IPC Millennial Talk 2019, di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Dalam kesempatan tersebut, manajemen IPC mengumpulkan 600 milenial IPC Grup guna memberikan penajaman visi korporasi. Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah dalam sambutannya mengapresiasi keseriusan dan konsistensi IPC dalam mengembangkan generasi milenial. Jajaran Direksi IPC ikut hadir pada kegiatan ini, memberikan paparan terkait rencana strategis perusahaan dan harapan keterlibatan milenial IPC Group didalamnya.
Kegiatan ini rutin diselenggarakan IPC sebagai upaya meningkatkan engagement dengan pekerja milenial IPC Group. Selain itu acara ini merupakan media komunikasi budaya perusahaan (CINTA IPC) sekaligus bentuk sustainability korporasi dalam mengelola generasi muda di IPC Group,” papar Direktur IPC, Elvyn G. Masassya.
Kegiatan IPC Millennial Talk 2019 diisi beberapa panel diskusi yang melibatkan narasumber dari berbagai latar belakang. Panel diskusi pertama membahas mengenai masa depan dunia maritim serta industri logistik dan kepelabuhanan dari berbagai sudut pandang dengan menghadirkan narasumber Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Dr. Ir. Safri Burhanuddin, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan Sugihardjo, Pengamat Kemaritiman Saut Gurning, perwakilan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Iman Gandi serta publik figur sekaligus Duta Bahari dan aktivis lingkungan hidup Nadine Chandrawinata.
Sementara itu pada panel diskusi sesi kedua, narasumber yang hadir berbagi rahasia sukses di usia muda dan menjadi inspirasi milenial IPC Group. Narasumber yang hadir diantaranya General Manager termuda di IPC Yossianis Marciano, publik figur sekaligus aktivis lingkungan hidup Nirina Zubir, Enterpreneur Muda Putri Tanjung serta aktivis pendidikan anak yang juga fokus pada community development Anggun Pesona.
Elvyn menjelaskan, IPC menggunakan pendekatan Quadruple Helix sebagai salah satu framework inovasi yang diyakini bisa menjadi alternatif dalam menyiapkan Indonesia 4.0. Pendekatan ini menekankan pada bagaimana semua pihak terlibat aktif dan sama-sama menjadi objek dan subjek dalam pembangunan itu sendiri.
“Pemerintah mendatangkan kebijakan dan pendanaan, akademisi menyiapkan teorema dan penelitian yang tepat guna terhadap suatu masalah, disisi lain IPC hadir dengan segenap teknologi berikut kalangan professional yang dimiliki, sementara masyarakat mengambil peran kunci untuk pengembangan dan pemberdayaan di komunitas atau di wilayahnya,” jelas Elvyn.
Konsep ini sejalan dengan gagasan IPC yang akan terus mengembangkan ekosistem kepelabuhanan untuk menjadikan IPC sebagai trade facilitator.
“IPC bertransformasi menjadi trade facilitator untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya logistik. Kami sudah merumuskan peta jalan ke arah itu,” katanya.
Lebih lanjut Elvyn menjelaskan, hal nyata yang sudah dan akan terus dilakukan IPC untuk merespon era revolusi industri 4.0 adalah dengan mengembangkan digitalisasi di semua layanan dan aktivitas kepelabuhanan. Generasi ASIK IPC akan memainkan peranan penting di setiap inovasi dan pengembangan digitalisasi yang dilakukan IPC. (din)