Oleh: Andini Dwi Hasanah
JAKARTA, LASPELA– Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar pulau.
Fasilitas pelayanan yang dimiliki oleh pelabuhan Tanjung Priok cukup memadai untuk melayani arus keluar masuk barang baik berupa barang curah, konvensional maupun container. Terminal pelayanan peti kemas ekspor-impor di pelabuhan ini ada 5 terminal yaitu:
1.Jakarta International Container Terminal I (JICT I)
2. Jakarta International Container Terminal II (JICT II)
3. Terminal Petikemas Koja (TPK Koja)
4. Mustika Alam Lestari (MAL)
5. Multi Terminal Indonesia (MTI)
Mulai dari masuk gerbang pertama anda sudah disuguhkan dengan pemandangan kemaritiman, dengan peti kemas yang bertumpuk-tumpuk sangat rapi di CY (container yard) atau lapangan penumpukan, jalanan dilalui penuh truk besar atau tronton yang membawa countainer, crane pengangkut mulai dari mobile crane hingga Quay Countainer Crane.
Gerbang pintu masuk nya pun sudah menggunakan sistem otomatis, jadi tak sembarangan orang bisa memasuki pelabuhan, dan juga berlakunya tarif kendaraan yang berbeda-beda.
Dan penataan nya pun sangat rapi, berdasarkan pantauan wartawan Laspela Sampah di area pelabuhan Tanjung Priok sama sekali tak terlihat, walaupun penuh tergolong pelabuhan tersibuk di Indonesia. Tapi masih aman terkendali dan rapi.
Debu yang dihasilkan dari lalu lalangnya mobil truk pengangkut countainer pun terbilang tidak terlalu menyesakkan. Pelabuhan ini bekerja selama 24 jam, sehingga pekerjaan di pelabuhan terbilang sangat efektif.
Harapannya pelabuhan Tanjungpandan agar bisa menjadi seperti pelabuhan tanjung priok, yang dari segi aturan kepelabuhanan sudah sangat optimal.
“Harapannya dalam proses perubahan ingin berjalan dengan semut, program kita ini bisa berjalan sebagaimana mestinya, kita sudah mulai lakukan sosialisasi mulai dari September ini Hingga November,” kata General Manager Pelindo II Tanjung Pandan, Yossianis Marciano pada Laspela, Kamis(05/09/2019)
Pria yang kerap disapa Yossi itu mengatakan, program ini pasti bisa dilaksanakan, namun harus merubah kebiasaan di pelabuhan Tanjungpandan dengan secara perlahan.
“Pertanyaanya kan bisa apa enggak, jawaban saya pasti bisa, tinggal kite bergerak pelan-pelan, mulai dari safety nya temen-temen sudah lihatkan di Tanjung Priok bagaimana safetynya, nah kita dorong nih Tanjungpandan untuk jadi seperti itu, Tanjungpandan bisa kok kenapa enggk bisa,” ujarnya. (din)