Oleh: Andini Dwi Hasanah
JAKARTA, LASPELA- Dorong ekspor langsung (Direct Exports) dari Belitung, PT Pelindo II (Persero) Cabang Tanjung Pandan ajak beberapa awak media kabupaten Belitung kunjungi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman Jakarta. Pelabuhan tersebut merupakan tempat Stuffing/stripping ( memuat dan membongkar kedalam peti kemas) ikan-ikan dari Belitung.
General Manager PT Pelindo II (Persero) Cabang Tanjung Pandan, Yossianis Marciano mengatakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman Jakarta ini lah ikan-ikan dari Belitung diperiksa sebelum dikirim ke luar negeri atau diekspor. Rabu(04/09/2019)
“Disini di packing ulang, ikannya yang dari Belitung di bongkar dulu, survey dulu,” katanya.
Hal tersebut tentunya akan memerlukan biaya lebih jika ingin ekspor ikan dari Belitung ke luar negeri, untuk memangkas biaya logistik tersebut program direct export yang saat ini tengah didorong IPC Tanjungpandan, untuk membranding produk asli Belitung, baik itu dari komoditas perikanan, pertambangan dan lain sebagainya.
“Kami sedang gencar untuk mempersiapkan segala sesuatu guna mendukung Direct Exports dari Belitung tersebut. Baik dari operator terminalnya dan beberapa fasilitas lainnya. Direct Export tersebut dua produk Export, yaitu kaolin dan produk perikanan,” katanya.
Lebih lanjut Yossianis mengatakan, ekspor langsung nantinya untuk kelancaran arus barang yang ada di Pelabuhan Tanjungpandan.
“Untuk alat bongkar muat Kaolin kita sudah siap, dan untuk ikan kita harus mempersiapkan colokan nya supaya muatan itu tetap dalam keadaan dingin, dan persiapan ini sedang berproses.” Jelasnya.
Menurut Yossianis manfaat dengan adanya Ekspor langsung melalui Belitung juga akan membawa keuntungan secara finansial. Sebab, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sebelumnya menjadi milik daerah lain, bakal menjadi milik Belitung dari adanya kegiatan ekspor langsung ini.
“Manfaatnya untuk Pemerintah Daerah nantinya PAD akan masuk ke Belitung langsung, yang mana setiap daerah itu sangat menginginkan adanya pendapatan daerah dari ekspor,” terangnya.
Dirinya mencontohkan, kata dia selama ini kegiatan ekspor ikan ataupun kaolin biasanya melalui pelabuhan Internasional Tanjung Priok. Setibanya di Pelabuhan barang ekspor dari Pelabuhan Tanjungpandan akan mengalami pengecekan ulang kembali. Itu dilakukan sebelum nantinya dibawa ke Pelabuhan Internasional Tanjung Priok.
Ikan atau kaolin tersebut harus disortir, dengan dibongkar dan dikemas ulang. Setelah itu dimasukan ke dalam peti kemas dan diangkut ke Pelabuhan Internasional di Tanjung Priok.
“Nah, biaya-biaya logistik inilah yang akan kita pangkas, dengan program direct export. Selain itu, produk yang kita ekspor ke negara tujuan memiliki branding Belitung bukan Jakarta,” paparnya. (din)