Oleh : Wina Destika
CHINA, LASPELA – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, mendapatkan kepercayaan untuk memaparkan secara langsung sekilas sejarah penambangan timah di Provinsi Babel, dalam Pembukaan ITA Asia Tin Week, Rabu (3/9/2019) di Xi’an, Provinsi Shaanxi, China.
Mengawali sambutannya sekaligus paparannya, Erzaldi mengatakan, ini adalah kedua kalinya Ia memberikan pidato di depan para peserta yang sangat luar biasa di Asia Tin Week, setelah dua tahun yang lalu di Kunming.
“Penambangan timah dan timah memiliki sejarah panjang di Babel. Sudah sekitar lebih dari 250 tahun. Pada awalnya, deposit timah mudah ditemukan di sekitar 3 – 4 meter di dalam bumi Babel. Kemudian, penambangan timah menjadi lebih sulit dan lebih dalam dan membutuhkan teknologi yang lebih maju,” papar Erzaldi.
Mulai pertengahan 1900-an, lanjut Erzaldi, eksploitasi penambangan timah di Babel, dikenalkan dengan teknologi yang lebih maju yaitu pengerukan. Saat ini, ada ratusan kapal keruk di sekitar Babel lepas pantai yang sebagian besar adalah kapal keruk isap. Selain operasi lepas pantai, ada juga operasi penambangan darat.
“Dalam kenyataan itu, kita tahu harus ada hubungan erat antara industri timah dan kegiatan sosial-ekonomi Babel. Timah adalah salah satu komoditas terpenting di Provinsi Babel. Perkembangan ekonomi Babel sangat tergantung pada kegiatan penambangan timah, yaitu sekitar 30-40%,” jelasnya.
Di sisi lain, diungkapkan Erzaldi, tantangan bisnis penambangan timah semakin kompleks, baik teknis maupun non teknis. Perusahaan harus terus tumbuh dengan melakukan pengembangan. “Dan Kami sebagai pemerintah juga mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan, terutama untuk teknologi pertambangan ramah lingkungan, program rehabilitasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Khusus untuk pengembangan teknologi penambangan, ditambahkan Erzaldi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel mendorong perusahaan penambangan timah di Babel menggunakan teknologi yang lebih maju untuk membuat proses penambangan timah lebih ramah lingkungan.
PT Timah, disebutkannya, telah mulai melakukan ini, dengan menggunakan Bore Hole Mining. “Kami juga mendorong perusahaan swasta lainnya untuk mulai menerapkan teknologi yang sama,” sambung Erzaldi.
Industri timah adalah tulang punggung perkembangan ekonomi kita. Kami di Babel, percaya dan bertekad untuk membuat pembangunan kami berkelanjutan. Timah adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan, tetapi kami memiliki visi untuk menjadikan timah sebagai sumber daya berkelanjutan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bagi rakyat kami,” ujar Erzaldi.
Selama berabad-abad, lanjut dia, timah dari Babel telah memberikan kontribusi positif untuk memasok permintaan dunia dalam industri timah. “Kami akan terus melakukannya. Karena itu, sebagai Gubernur, saya perlu memulai beberapa kebijakan untuk memastikan bahwa industri timah di Babel akan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sebagai Gubernur, dikatakan Erzaldi, Ia telah membuat beberapa peraturan yang diyakini dapat berhasil untuk industri timah yang lebih baik di Indonesia. “Kebijakan kami berfokus pada tiga hal, yakni: implementasi yang lebih baik dari praktik penambangan yang baik; mengendalikan kerusakan lingkungan dari penambangan ilegal; dan mengurangi ekspor ilegal konsentrat timah atau ingot timah,” terangnya.
Sejalan dengan itu, sambung Erzaldi, pada tahun 2018-2019 Pemerintah Indonesia juga fokus pada mendorong penerapan praktik pertambangan yang baik dengan menetapkan beberapa peraturan, terutama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang melibatkan peningkatan proses perizinan pertambangan, verifikasi sumber daya & cadangan, program konservasi mineral dan peraturan ekspor.
Peraturan tersebut, menurut dia, berdampak positif, terutama dalam dua tahun terakhir, di mana penerapan praktik penambangan yang baik menghasilkan produksi timah jauh lebih baik dan stabil serta penambangan timah ilegal atau kegiatan ekspor ilegal telah menurun secara signifikan.
“Satu hal penting lainnya yang kami dorong, para pemain industri timah untuk lakukan di Provinsi Babel adalah program pemberdayaan masyarakat, baik yang secara langsung terlibat dalam proses bisnis atau dalam program pemberdayaan lainnya. Pemerintah Pusat juga mendorong masing-masing perusahaan milik negara untuk membuat cetak biru 10 tahun program pengembangan masyarakat. Kami memiliki PT Timah sebagai perusahaan besar milik negara yang sudah memiliki cetak biru itu, dan sebagai pemerintah kami bahagia, dan mudah-mudahan itu akan membawa kualitas yang lebih baik dari kehidupan di Babel,” jelas Erzaldi.
Di akhir sambutannya, Erzaldi mengharapkan Asian Tin Week berikutnya, bisa dilaksanakan di Babel.
Erzaldi juga mengundang seluruh delegasi yang hadir saat itu, untuk hadir di Babel. Ia mengatakan, delegasi Asia Tin Week tidak akan kecewa, karena Babel sangat menarik, banyak tempat-tempat wisata (Pantai) yang indah, dan wisata kuliner yang enak-enak, ditambah lagi masyarakat Babel yang sangat ramah.
Dalam pertemuan yang berlangsung sampai 5 September tersebut, turut dihadiri Dirut PT Timah, Tbk, M. Reza Pahlevi Thabrani.rill/(wa)