banner 728x90

Nelayan Mengaku Kurang Puas Dengan Kinerja PT. Pulomas

banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

SUNGAILIAT, LASPELA — Puluhan kapal nelayan terpaksa harus menurunkan jangkarnya di depan alur muara air kantung, Sungailiat. Kapal-kapal tersebut tidak dapat masuk karena terjadinya pendangkalan di muara, Rabu (28/08/19).

Informasi yang didapat oleh awak media ini, kapal-kapal tersebut sudah berada di depan alur muara air kantung sejak pukul 24.00 wib namun hingga pukul 09.00 wib masih belum bisa masuk.

banner 325x300

Selain pendangkalan, air laut saat ini masih dalam kondisi surut sehingga kapal-kapal nelayan tidak bisa keluar masuk muara sampai tiba air pasang.

Saat ini terlihat dua buah alat berat eksavator milik PT. Pulomas yang sedang berusaha melakukan pengerukan untuk mengambil pasir di alur muara air kantung tersebut.

Nelayan setempat, Samsul Maarif (46) mengatakan kondisi alur muara tersebut memang sering mengalami pendangkalan meskipun sudah dikeruk oleh PT Pulomas.

“Kalau kapal kapasitas besar terpaksa harus nunggu air pasang dulu untuk melaut atau bersandar di pelabuhan, kalau tidak, tidak bakalan bisa keluar masuk muara,” ungkapnya.

Ia mengaku kurang puas dengan kinerja PT Pulomas yang bertugas untuk melakukan pengerukan alur sehingga kapal-kapal nelayan bisa leluasa keluar masuk dermaga pelabuhan.

“Saya pribadi merasa kurang puas dengan yang dilakukan pulomas selama ini, ditambah lagi ada kapal isap kecil mereka berada di depan muara semakin susah kita keluar masuk muara,” ujar Samsul.

Samsul juga mengatakan sebelum PT Pulomas Sentosa, alur muara tersebut pernah dikerjakan oleh PT Timah dimana saat itu perusahaan BUMN tersebut menurunkan KIP Semujur dan KIP Lepar.

“Saat itu sekitar tahun 1994 dan tidak pernah ada pendangkalan, kapal nelayan maupun kapal barang besar juga bisa masuk kesini jadi tidak bergantung pada pasang surut air seperti saat ini,” ungkapnya saat ditemui di dermaga pelabuhan sungailiat.

Sama halnya dengan Rusman, menurutnya pinggiran alur muara air kantung tersebut harus di buat dam agar pasir yang dikeruk tidak kembali ke alur muara.

“Yang dilakukan pulomas selama ini mengambil pasir lalu dibuang dipinggir alur, kalau seperti itu tidak akan selesai-selesai soalnya tiap ada gelombang pasirnya pasti kebawah lagi dan dangkal lagi,” jelasnya

Hingga berita ini diturunkan pihak penanggung jawab PT. Pulomas Sentosa, Yanto Lie atau Acun masih belum mau memberikan keterangan terkait kondisi alur muara tersebut meskipun awak media sudah berusaha menghubunginya.(mah)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version