PUDING BESAR, LASPELA — Warga Puding Besar tidak puas dengan hasil uji laboratorium kandungan air sungai jeruk yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka beberapa waktu lalu.
Warga desa puding, Muhammad Sodri mengatakan hasil uji air tersebut tidak masuk akal melihat banyaknya ikan dan hewan yang mati mendadak di aliran sungai dari desa payabenua hingga nibung.
“Jika airnya tidak ada apa-apa, terus kenapa ikan-ikan itu bisa mati secara besar-besaran dan mendadak,” ungkapnya, Selasa (27/08/19).
Menurutnya, matinya hewan di sepanjang sungai tersebut baru pertama kalinya terjadi sejak beroperasinya Pabrik Tapioka di desa puding besar.
“Dulu memang ada ikan mati tapi cuma beberapa saja dan mungkin karena ada orang yang nangkap ikan pakai racun, tapi ini hampir sepanjang sungai mati semua,” imbuh Sodri.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Bangka, Ahmad Sapran mengatakan ikan sungai memiliki ketahanan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan suhu air yang saat ini lagi memasuki musim kemarau.
“Ikan sungai ini tidak mudah mati begitu saja, kalau kemarau tidak bisa jadi alasan karena ikan ini bisa menyesuaikan dengan suhu air sungai kecuali memang airnya turun drastis atau ada bahan kimia lainnya yang mencemari sungai,” ungkapnya.
Menurutnya ikan air tawar memang bisa saja mati secara besar-besaran jika cuaca ekstrem seperti saat ini namun jarang terjadi di aliran sungai.
“Kalau di danau atau tambak mungkin saja terjadi tapi kalau sungai yang mengalir sangat jarang sekali karena biasanya kalau danau suhu atasnya panas tapi di bawah tetap dingin,” terang Sapran.
Sementara hasil laboratorium air sungai jeruk yang diambil oleh DLH Bangka menunjukkan bahwa kandungan air tersebut normal dan tidak ada kandungan yang berbahaya bagi hewan ataupun ikan.(mah)