PANGKALPINANG, LASPELA– Kesenian Lokal Dambus ditampilkan Karang Taruna Kota Pangkalpinang dalam pawai kendaraan hias HUT ke 74 RI di Pangkalpinang provinsi kepulauan Bangka Belitung, Minggu (25/8/2019).
Dalam kemeriahan itu, Aditia Pratama selaku ketua Karang Taruna kota Pangkalpinang tampak bersama seluruh pengurus kota baik itu tingkat Kelurahan dan Kecamatan ikut antusias berdiri bahkan berdincak menari diiringi lagu dambus didalam mobil fuso.
Tema yang diangkat oleh Karang Taruna Kota Pangkalpinang kali ini yakni “Dengan Kesenian Tradisional Dambus Kita Satukan Keberagaman Antar Sesama” mengandung makna keberagaman suku di kota Pangkalpinang tak membuat perpecahan dan permusuhan.
Namun hal lokal itu kata Adit justru dapat membuat rasa persatuan yang kuat.
“Walaupun dambus ini sudah dikenal masyarakat Babel bahkan masyarakat Indonesia, tetapi kita semua punya tanggungjawab moral untuk terus mengenalkan ini kepada masyarakat, khususnya para pemuda,” kata Adit.
Pemuda saat ini menurut Adit, justru lebih tertarik pada lagu-lagu beraliran keras seperti rock bahkan dugem menjadi hiburan mereka, aliran-aliran ini tentu sangat bertentangan dengan budaya lokal Babel yang merupakan rumpun melayu.
Selain itu, lanjut Adit kosep kesenian lokal ini ditujukan juga sebagai sarana hiburan masyarakat yang sudah rela berpanas-panasan untuk menonton pawai kendaraan.
“Masyarakat sudah panas panasan jadi apa salahnya kita hibur, biar tambah meriah, hal ini kami lakukan bukan untuk mendapatkan sesuatu, tidak ada itu,” ungkapnya.
Adit yang juga mantan Ketua Umum ISBA Bandung ini pun menyayangkan dalam kemeriahan HUT RI tahun ini masih banyak instansi instansi baik pemerintah maupun non pemerintah tidak ikut berpartisipasi dalam memeriahkan HUT RI ke-74 ini.
“Kedepan kita minta kepada Gubernur dan Walikota untuk menegur serta mewajibkan instansi instansi dibawah mereka untuk ikut memeriahkan, kalau bukan kita siapa lagi,” pintanya.
“Dan bukan instansi pemerintah saja, instansi non pemerintah juga harus ikut merayakan, kalau tidak kasih sanksi untuk mereka, inikan hari Kemerdekaan kita bersama, nenek moyang kita berjuang dengan nyawa kita merayakannya saja tidak mau, inikan sudah kelewatan,” tutup Adit.(you)