SUNGAILIAT, LAPELA — Dari hasil uji laboratorium yang diterima oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangka, matinya ribuan ikan di aliran Sungai Jeruk bukan karena limbah pabrik ataupun racun, Senin (26/8).
Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan DLH Bangka, Insyira Subagia mengatakan hasil air yang diambil dari lokasi tersebut dinyatakan normal dan tidak mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya.
“Air yang kita ambil langsung dari lokasi dan kita cek dan uji di laboratorium di provinsi dan hasilnya PH, suhu, kualitas air, minyak dan lemak yang ada tidak ditemukan akan pencemaran limbah tersebut karena semua hasil uji masih dibawah baku mutu sesuai ketentuan yang ada,” ungkapnya.
Hasil tersebut menjadi acuan pihaknya dan menyatakan bahwa ikan-ikan yang mati tersebut bukan karena racun ataupun limbah dari pabrik yang ada di seputaran lokasi.
Dari hasil uji laboratorium tersebut ditemukan amonia atau ditergen dengan hasil 54,4 dimana baku mutunya sendiri 200, hasil uji gelembung air 4,03 dan baku mutu 4 yang mana berarti air tersebut tidak tercemar.
“Sesuai PP 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pencemaran air masih tidak ada indikasi pencemaran dari pihak manapun, hasil ini tidak ada indikasi air tercemar,” imbuhnya.
Menurutnya matinya ratusan ikan di aliran sungai dari Paya Benua hingga hilir nibung tersebut diakibatkan oleh faktor alam dimana saat ini sedang musim kemarau.
“Sekarangkan musim kemarau jadi sungai yang lebar lalu mengerucut, lalu banyak bakteri plankton timbul karena ruang lingkup mereka mengecil. Kalau masyarakat meracun itu saya rasa tidak mungkin tega sampai sebanyak itu,” tuturnya.
Ia berharap masyarakat setempat juga dapat menjaga sungai tersebut agar terhindar dari limbah dan juga sampah rumah tangga sehingga habitat hewan di sungai jeruk juga dapat terjaga.
“Masyarakat harus dapat memelihara aliran sungai itu jangan sampai tercemar, jangan menangkap ikan dengan cara menyetrum termasuk buang sampah di aliran sungai,” tukasnya.
Sebelumnya ratusan ikan ditemukan mati disepanjang aliran sungai jeruk desa Zed hingga desa nibung kecamatan puding besar sekitar dua minggu lalu. Bahkan beberapa masyarakat yang mengkonsumsi ikan dari sungai tersebut mengalami sakit perut.(mah)