SUNGAILIAT, LASPELA — Akibat keringnya Long Storage (tempat penyimpanan air atau Embung) yang ada di pesantren Ma’had Tahfiz Hidayatul Qur’an ( MTHQ) para santri harus saling berbagi air untuk mandi.
Salah satunya Amirullah yang merupakan santri Pesantren MHTQ asal NTT mengaku harus berbagi air dengan temannya sewaktu mandi.
“Ya harus berbagi airnya, soalnya karena musim kemarau ini tempat air kita kan ikut kering juga,” ungkap Amirulullah, Senin (26/08/19).
Kebutuhan air di Pesantren ini bisa mencapai 30.000 liter perhari. Dalam hal ini pihak pesantren mengatakan kepada para santri untuk bisa meminimalisir pemakaian air.
“Karena kondisi yang kering seperti ini, para santri harus saling berbagi air dan juga harus pandai-pandai dalam menggunakan air tersebut,”ujarnya
Hingga saat ini pihak pesantren masih melakukan upaya untuk mengatasi dalam memenuhi kebutuhan air tersebut.
“Untuk mandi kan sudah ada bantuan daripada OPD, tapi kalau untuk minum ini yang harus di fikirkan juga,” ungkap Faisal
Selain itu, karena keterbatasan air, pihaknya juga mengatakan, pakaian kotor para santri di cuci di rumah masing-masing.
“Jadi para santri-santri selain harus berbagi air, mereka juga membawa pakaian kotornya untuk dicuci dirumah masing-masing,”tmbahnya.
Pihaknya mengharapkan adanya bantuan dari lembaga ataupun OPD untuk memberikan bantuan berupa sumur. dikatakannya, tidak mungkin juga setiap hari MTHQ harus menerima suplay air terus menerus.
“Kita berharap kepada lembaga atau OPD untuk memberikan bantuan berupa sumur bor, karena untuk memenuhi kebutuhan air di MTHQ ini sangat banyak, sehingga harus ditambah tiga sumur bor lagi untuk mandi dan minum,” harapnya.(mah)