Oleh: Andini Dwi Hasanah
SIJUK, BELITUNG– Musim kemarau yang sudah berjalan sejak tiga bulan belakangan ternyata sangat berdampak sekali bagi pertumbuhan sayuran yang ada di lokasi agrowisata desa terong, kecamatan Sijuk ini.
Hal ini membuat tanaman sayur harus terpakasa dikurangi penyiramannya, yang pada awalanya disiram setiap pagi dan sore kini ketika kemarau sayuran terpakasa hanya disiram setiap sore saja.
“Sebenarnya kalo untuk pertumbuhan sayur ketika kemarau ini tetap ada masalah, karena kita terkendalanya dengan masalah air kalo memang air nya cukup cuacanya panas sebenarnya lebih bagus untuk tanaman kita, tapi karena terkendala dengan air nya yang kurang jadi kita siram hanya sehari sekali saja,” ujar Maulidi selaku pengelola perkebunan Agrowisata desa Terong.
Lebih lanjut ia mengatakan, dampak dari penyiraman yang kurang efektif tersebut menjadikan pertumbuhan sayur agak sedikit lebih lama dari pada biasanya.
“Kalo untuk hasil panen sayur enggak terlalu kering juga, cuma kita mengatasi itu diatas atapnya kita taro daun kelapa itu biar airnya agak nahan supaya dinginnya dapat sampai sore, agar matahari enggk langsung kena tanaman juga,” jelasnya.
Sayuran yang ditanam sendiri bermacam-macam mulai dari kangkung, seledry, daun bawang, bayam, sawi, dan banyak lagi.
“Sebenarnya kalo untuk jangka panen kalo misal aik nya cukup dia akan lebih cepat panen, karena tanaman kita kalo dia kena sinar matahari sebenarnya dia lebih bagus tapi kalo pasukan air nya cukup, nah kalo kekurangan ini tumbuhnya agak lama dan kualitas yang di panen juga menurun,” paparnya.
Untuk mengatasi masalah air yang kekurang tersebut ia memanfaatkan embung air yang dibangun oleh Dinas Pertanian.
“Untuk antisipasi masalah air sekarangkan kita sudah dibuatkan embung dari dinas Pertanian, jadi dari situlah kita mainkan buka tutup pintu embungnya, jadi kalau sore kita nek siram kita buka pintu air nya, kalau selesai siram kita tutup lagi, nah mungkin seperti itu antisipasi kita menyimpan airnya tadi supaya cukup,” jelasnya. (din)