Hj. Iriani Ibnu Saleh Tinjau Pelatihan di Desa Tanjung Pura

Oleh: Jon Piter Wartawan Laspela

SUNGAI SELAN, LASPELA- Ketua TP PKK Bangka Tengah (Bateng), Hj. Iriani Ibnu Saleh melihat langsung kegiatan pemberdayaan masyarakat di Balai desa Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bateng, Kamis(18/7/2019).

Desa Tanjung Pura menyelenggarakan 4 kegiatan Pelatihan keterampilan secara gratis untuk warga desa, yaitu Pelatihan Menjahit, Sablon, Pembuatan Kerajinan Tangan Berbahan Kulit Kerang, dan Tata Rias.

Masyarakat menyambut baik dan antusias mengikuti pelatihan yang diajarkan oleh instruktur- instruktur profesional di bidangnya masing- masing.

Ibu Bupati Iriana berpesan kepada peserta Pelatihan agar dapat belajar dengan sungguh- sungguh agar ilmu yang diperoleh dapat menjadi keterampilan yang meningkatkan kesejahteraan mereka dan masyarakat,
“Bapak- ibu berlatih yang semangat ya, ikuti setiap arahan yan diberikan instruktur, dan mumpung instrukturnya ada di sini maka bertanyalah jika masih ada yang belum tahu, jangan sungkan- sungkan.
Semoga dengan bekal keterampilan yang bapak- ibu peroleh dari sini dapat membantu perekonomian bapak- ibu kedepannya,” ujarnya.

Iriani kemudian melihat pelatihan sablon, pembuatan kerajinan tangan berbahan kulit kerang, dan tata rias, Iriani mengaku senang dengan antusiasme warga dalam mengikuti pelatihan dan bangga melihat hasil karya masyarakat, Iriani lantas memesan 100 kodi bag hasil karya peserta pelatihan sablon.

“Saya bangga dengan Kades Tanjung Pura karena program seperti ini langsung dapat dirasakan masyarakat manfaatnya, teruslah berinovasi, tambah wawasan dengan terus belajar dan peka terhadap kebutuhan masyarakat.
Saya juga bangga terhadap kades di desa lain yang ada di Bateng karena mengelola dana desa mereka dengan baik dan real, ada yang mengadakan bibit cabai, pupuk, memberi peralatan sekolah kepada masyarakat kurang mampu, pelatihan menjahit, pelatihan menyablon, dan lain- lain,” jelas Iriani.

Kades Tanjung Pura, Yulianto, menjelaskan pihak desa sepakat bahwa 34% dari APBDes mereka digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat, atau sekitar Rp. 730 juta diperuntukan untuk pemberdayaan masyarakat.

Uang tersebut digunakan untuk gaji pelatih, beli mesin jahit, mesin obras, kain, benang, peralatan rias, peralatan menyablon, bahan kerajinan tangan resin, fiber, dan sebagainya.

“Kami harap masyarakat yang sudah mengikuti pelatihan ini dapat menjadi pelatih untuk masyarakat lainnya di kemudian hari, dan semoga bekal keterampilan ini dapat menjadi bekal mereka untuk berwirausaha, misalnya buka tempat menjahit baju.),” harapnya.