Oleh: Andini Dwi Hasanah Wartawan Laspela
TANJUNG PANDAN, LASPELA- Keruncong Stambul Fajar (KSF) merupakan salah satu kesenian yang ada di Pulau Mendanau, kecamatan Selat Nasik, Pulau Belitong. Mereka menjadi bintang tamu dalam Ceramah Budaya di acara Sesrawung, 19 Juni 2019.
Acara ini diprakarsai oleh PKKH-UGM Yogyakarta dengan menghadirkan Iqbal Saputra, selaku ketua Dewan Kesenian Belitung periode 2019-2023, sebagai keynote speaker. Selain Iqbal, Ceramah Budaya ini juga akan mendatangkan Hannah Marie Standiford seorang mahasiswa Etnomusikolog yang mengambil kosentrasi penelitian keroncong sebagai objeknya. Mahasiswa S3 dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat ini akan menjadi penanggap dalam acara tersebut.
Kelompok Keruncong Pengekar Campo Pulau Mendanau, kecamatan Selat Nasik, Pulau Belitong, akan datang langsung meramaikan dialektika intelektual di Yogyakarta pada rabu 19 juni tersebut.
“Saya kira hal ini sangat penting bagi seni-budaya Belitong, lantaran kita mampu membuktikan bahwa kita pantas berada di gelanggang kebudayaan Yogya. Yogya adalah barometer intelektual dan seni budaya di Indonesia, dan acara tersebut menghadirkan banyak peneliti dan seniman keroncong. Terakhir, saya mendapat kepastian kabar bahwa Prof Victor Ganap bersedia hadir. Beliau penulis buku Kerontjong Toegoe, yang menjadi refrensi penting saya dalam penelitian.”
kata ketua Dewan Kesenian Belitung periode 2019-2023, M Iqbal kepada Laspela melalui pesan Whattshap. Selasa(18/06/2019).
Iqbal menjelaskan tahun 2018 lalu, Pulau Mendanau memang ditunjuk oleh Kemendikbud sebagai salah satu daerah tujuan program Seniman Mengajar, dirinya salah satu seniman yang lolos seleksi dari 500-an seniman se-Indonesia yang mendaftar.
“Ini adalah prestasi, bukan untuk saya, tapi untuk kawan-kawan Pengekar Campo pimpinan Jabing. Kehadiran mereka di Yogya menjadi penting bagi kita di Belitong. Ini momen penting dan sangat mengharukan karena mengharumkan kita semua. Hannah dari Amerika datang, itu membuktikan betapa pentingnya mereka dalam konstelasi musik keroncong tanah air,” paparnya.
Formasi KSF dalam Ceramah Budaya bertajuk “Kisah Keruncong Stambul Fajar dan Kisah Lainnya: Hasil Riset dan Residensi Seniman Mengajar 2018.”, terdiri dari Suherman Jabing (Piul), Mat Alak (Gitar), Hari Susanti (Vokal), Syahrudin (Keruncong I), Wandi Parbong (Keruncong II), Wawan Aibasra (Vokal dan Bass). Selain itu acara tersebut akan dihadiri Irwansyah dari Selat Nasik, sebagai peneliti untuk bentuk kesenian yang sama seperti yang dilakukan Iqbal dan Hannah.
“Irwan saya khususkan ikut, sebagai simbol kawan-kawan Keroncong Selat Nasik. Saya kira, kita perlu berterima kasih dengan Pemerintah Daerah. Khususnya Pak Sanem. Beliau sangat mendukung hal ini, sangat membantu membuka jalan untuk akomodasi kawan-kawan Pengekar Campo ke Yogya,” pungkasnya. (din)