Didit : Harga Sawit dan Karet Tak Kunjung Naik

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan rapat Badan Musyawarah (Banmus) terkait pembahasan harga karet dan sawit yang tak kunjung naik.

“Kita adakan rapat Banmus ini karena para petani sawit mengeluhkan turunya harga pasca Lebaran kemarin. Sementara untuk harga karet sendiri belum kunjung naik, tidak seperti di Sumatera Selatan (Sumsel) yang harga karetnya sudah naik,” kata Ketua DPRD Babel, Didit Srigusjaya usai rapat Banmus bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Yan Megawandi,” Senin (10/6/2019).

Ia menyampaikan, DPRD Babel sangat merespon cepat, mengingat di Banmus ini ada beberapa agenda penting yang disampaikan untuk di Follow up langsung salah satu turunya harga karet dan sawit.

“Jadi banmus ini ada beberapa agenda penting yang kita sampaikan untuk di-follow up, salah satunya masalah harga sawit yang menurun dan harga karet yang tidak naik-naik tapi di provinsi lain sudah mulai naik,” ucap Didit.

Didit menyebutkan, berdasarkan informasi yang ia terima bahwa harga tandan buah segar (TBS) sekarang hanya dihargai Rp600 yang dinilainya tidak sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang TBS.

“Untuk itu, kami ingin minta penjelasannya. Sebab DPRD Babel tidak akan pernah berputus asa untuk dapat menstabilkan harga sawit dan karet, karena dua komoditi ini lah yang menjadi andalan masyarakat kalau memang kita ingin menghidupkan tingkat daya beli masyarakat Babel,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pertenakan (Distannak) Babel Juadi mengaku belum mengetahui harga TBS sawit untuk saat ini karena belum mendapatkan data perhitungan TBS sawit. Namun untuk di bulan Januari hingga Mei, harga TBS sawit cenderung meningkat.

“Untuk bulan Juni kami belum terima. Tapi berdasarkan perhintungan data TBS yang kami himpun untuk lima bulan terakhir ini kecenderungan angkanya tentu meningkat. Dari bulan Januari, harga TBS kita di angka Rp1.200 dan pada Mei kemarin sudah di angka Rp1.300. Jadi memang kalau harga yang disepakati dari beberapa pabrik kelapa sawit harga-nya meningkat,” terangnya.

Namun, disampaikan Juadi, bahwa angka di tingkat petani mandiri memang sekarang di angka Rp1.000 sampai Rp1.100 lantaran belum mengimplementasikan Pergub yang mewajibkan para petani sawit harus tergabung dalam koperasi.

“Tapi target kita 2-3 bulan ini semua petani sawit sudah tergabung dalam koperasi yang menjadi LO pabrik sawit,” ungkapnya.

Ditambahkan Juadi, untuk karet pihaknya melihat ada kelemahan untuk menaikkan harga karet yakni minimnya keberadaan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (bahan olah karet rakyat) di Babel tidak seperti di Sumatera Selatan (Sumsel).(wa)