SUNGAI LIAT, LASPELA – Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pahlawan 12 Sungailiat, Bambang Ari Satria mengungkapkan temuan penelitiannya terkait Perilaku Pemilih dan Faktor – Faktor Keterpilihan Calon Anggota Legislatif Kabupaten Daerah Pemilihan Bangka II dalam Pemilu 2019.
Berdasarkan penelitiannya, perilaku pemilih pragmatis dominan di Dapil Bangka II yakni Kecamatan Mendo Barat dan Kecamatan Merawang.
Hal tersebut diungkapkan saat menyampaikan hasil risetnya dalam Forum Diskusi Dosen, Jumat (17/5) di ruang sidang STISIPOL Pahlawan 12.
Bambang mengungkapkan, pendekatan perilaku pemilih terbagi dalam dua mazhab, yakni mazhab columbia dengan pendekatan sosiologisnya yang melihat pengelompokkan sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan latar belakang keluarga.
Sementara, mazhab yang kedua adalah mazhab michigan dengan pendekatan psikologis yang melihat persepsi dan penilaian pribadi terhadap kandidat, persepsi dan penilaian pribadi terhadap tema – tema yang diangkat.
Untuk Dapil Bangka II, mazhab michigan yang mengedepankan kebaikan –kebaikan dadakan jangka pendek caleg lebih diterima dibandingkan dengan memberikan pilihan politik karena adanya kesamaan daerah sebagaimana yang dituangkan dalam mazhab columbia.
Itulah sebabnya, caleg yang berasal dari Kecamatan Merawang lebih diterima oleh masyarakat Mendo Barat. Sedangkan caleg dari Kecamatan Mendo Barat kurang diterima oleh masyarakat Merawang. Kalau dilihat dari mata pilih, Mendo Barat unggul dari Merawang, sementara, caleg terpilih dari Merawang lebih unggul dari caleg Mendo Barat.
Ini disebabkan karena perilaku politik para caleg dan pemilih semakin cenderung bertransaksi secara politik sehingga melahirkan perilaku pragmatis para pemilih.
Pragmatisme pemilih sangat tampak dari sebaran suara yang diperoleh caleg.
Sementara itu, faktor – faktor keterpilihan caleg dikarenakan modal politik, modal sosial dan modal ekonomi. Secara modal politik, apresiasi pemilih terhadap petahana, nomor urut kecil dan jaringan struktur parpol. Dari segi modal sosial dipengaruhi oleh kesamaan daerah dan dari modal ekonomi karena politik uang.
Turut hadir dalam forum diskusi dosen adalah Ketua STISIPOL Pahlawan 12 Dr. Darol Arkum, Wakil Ketua I Shulby Yozar Ariadhy, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Yang Gusti, Sekretaris Lembaga Riset dan Inovasi Dilakhira Yasa, para dosen dan mahasiswa.