Erzaldi : Kemenpan Beri Tanggungjawab Babel Sediakan Bibit Lada Unggul untuk Bantu 9 Provinsi

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sehubungan dengan sejalannya rencana Kementan dengan program pertanian Babel, terutama berkenaan dengan program mengembalikan kejayaan rempah-rempah di Indonesia, dan di Babel ada program mengembalikan kejayaan lada.

Hal itu diungkapkan Gubernur Babel, Erzaldi Rosman, saat memimpin Rapat dengan Kepala Dinas Pertanian Babel, Juaidi, beserta Prof. Bambang dari UGM, di Ruang Rapat Gubernur, Kantor Gubernur, Pangkalpinang, Rabu (8/5/2019) pagi, dalam rangka menindaklanjuti hasil rapat koordinasi yang telah diselenggarakan sebelumnya di Belitung.

“Sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Kementan, kita diberi tanggung jawab untuk menyediakan bibit lada yang unggul, bukan hanya diperuntukkan untuk Babel, namun Kementan meminta juga membantu 9 Provinsi lainnya dalam kebutuhan bibit lada,” ungkap Erzaldi.

Oleh karena itu, Erzaldi mengungkapkan, rapat ini dilakukan untuk memastikan kesiapan Babel dalam menyediakan bibit lada unggul yang akan disalurkan ke petani yang ada di Babel serta bibit lada unggul yang akan disediakan bagi provinsi lainnya.

Menurut Erzaldi, Babel sebagai provinsi penghasil lada terbesar di Indonesia, harus dapat memberikan yang terbaik, sehingga dengan adanya bibit lada unggul yang dihasilkan, diharapkan hasil produksi para petani dapat meningkat.

Erzaldi memberikan contoh dengan produktivitas bibit unggul yang ditanam oleh masyarakat dapat meningkatkan jumlah produksi lada, dimana dengan luasan yang sama dengan harga yang sama, namun dengan bibit unggul yang di tanam akan menghasilan lada dengan jumlah produksi yang lebih besar, sehingga memberikan keuntungan yang lebih baik kepada para petani.

“Satu contoh, kalau produktivitas di Vietnam itu 3 ton per hektar, sedangkan di Babel atau di Indonesia ini, paling full itu 500 kg. Kita lihat perbandingannya 3 ton kali misalnya harga 50 ribu rupiah, itu nilainya 150 juta rupiah per hektar per tahun. Kalau di Babel, taruh 500 kali 50 ribu itu sebesar 25 juta-an rupiah, tentunya 150 juta rupiah itu, lebih tinggi daripada 25 juta rupiah. Pengertian seperti ini yang harus kita sampaikan kepada para petani,” ujar Erzaldi.

Prof Bambang mengharapkan kepada para petani lada untuk menanam dengan bibit unggul, dimana dengan bibit unggul yang di tanam para petani akan menghasilkan produksi lada yang lebih baik dan jumlahnya lebih banyak, sehingga pendapatan petani meningkat.

Ia berharap adanya pertemuan ini, Pemprov Babel mampu menyediakan bibit varietas unggul yang akan di tanam para petani maupun bibit unggul yang akan disediakan dalam penyediaan bibit ke provinsi lainnya.rill/(wa)