TEMPILANG, LASPELA-Ada satu bangunan bersejarah di desa Tempilang yang kini menjadi sasaran pengunjung pesta adat perang ketupat dan ruwahan untuk berselfie ria bahkan menjadikannya untuk foto bersama keluarga, yakni Benteng Kota yang merupakan salah satu situs sejarah nasional.
Adalah Anugerah (15) pengunjung dari Pangkalpinang, yang baru pertama kali datang ke situs Benteng Kota ini mengaku terkagum-kagum pada pesona indah tempat bersejarah ini, sehingga ia tertarik untuk mengambil beberapa foto pada sudut yang berbeda.
Ia beralasan selain untuk berfoto ia juga tertarik mempelajari sejarah dari temannya yang berada di desa Tempilang.
“Disamping untuk mengisi waktu luang guna menunggu berkurangnya kemacetan, yang sedang terjadi,” ujarnya.
Lain pula dengan Putri (20), pengunjung dari desa Permis, memang sudah lama ingin berkunjung ke tempat wisata yang ada di Tempilang ini, ia sering kali melihat temannya memposting foto di situs Benteng Kota ini pada akun media sosial.
“Pada kesempatan acara tahunan ini, saya harus datang dan berfoto disana sekalian bertamu kerumah teman disini.” “tutur Putri.
Sementara Yuni warga setempat, menceritakan sejarah Benteng kota.
Pada abad 17, Kapten Niko Selaku Pemimpin Portugis, mempunyai ide membuat Benteng Kota.
Desa Tempilang saat itu belum terbentuk masih dengan nama padang rangkas, disekitar daerah itu adalah perkebunan dan sungai.
Kemudian Desa yang pertama kali dibentuk namanya adalah Desa Tua, dan bangunan Benteng Kota dibuat dari perpaduan tanah kuning,kemuning telur dan pasir. Panjang tembok benteng 80 meter dengan lebarnya pun sama.
Bagian atasnya dibuat seperti mahligai dan dibuat 4 pintu sebab mengantisipasi datangnya perampok ke desa Padang Rangkas.
Menurut hikayat para perampok akan menyerobot Benteng Kota itu, mereka datang mengambil barang-barang seperti parang dan anak gadis di Desa itu.
Pada saat itu warga Padang Rangkas semuanya sembunyi didalam Benteng Kota itu, para perampok pun tidak bisa masuk kedalam benteng kota karena benteng kota itu sangat tinggi, ternyata dibelakang benteng kota itu ada pohon binjai. Dari sinilah para perampok menembak membabi buta sehingga warga yang bersembunyi di dalam benteng meninggal dunia.
Warga desa lainnya yang tidak bersembunyi di dalam benteng, mencari pendekar panglima panji mak miak untuk menumpas para perampok.
Sesampainya mak miak di dalam benteng, membuat dirinya murka manakala melihat manusia yang tak berdosa berguguran. Mak miak sempat menampar benteng hingga maninggalkan cap 5 jarinya sebagai bentuk kemarahannya pada perampok.
Dan bangunan ini roboh pertama kalinya di tahun 1777 masehi.(and)