Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – PT Timah Tbk memilih kawasan Tanjung Ular, Muntok, Kabupaten Bangka Barat sebagai lokasi pengolahan mineral tanah jarang (rare earth).
“Saat ini PT Timah melakukan kajian dan evaluasi mengenai teknologi yang cocok untuk mengolah tanah jarang ini, dan patut kita syukuri bahwa Babel dikaruniai mineral tanah jarang berkualitas,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Timah, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani saat diwawancarai wartawan usai rapat RUPS, di Jakarta, Selasa (23/4/2019) lalu.
Dia mengatakan, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bernaung dalam holding PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) tidak hanya terfokus pada produksi timah saja, tapi juga akan difokuskan pada pengolahan mineral tanah jarang ini.
“Teknologi ini memisahkan mineral tanah jarang dengan bijih timah. Secara komersial, (tanah jarang) lebih bagus nilainya. Kita evaluasi teknis juga keekonomian, sehingga untuk mengelola mineral tanah jarang ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” tegasnya.
Riza juga menyebutkan, pihaknya akan mulai membuka fasilitas tersebut di Kabupaten Bangka Barat (Babar). “Produksi yang dihasilkan nantinya untuk bahan seperti magnet, katalis, industri strategis dan industri kesehatan. Itu semua coba kita kembangkan periode tahun depan,” jelasnya.
Ia mengakui jika pengembangan produksi memakan anggaran yang tak sedikit. Untuk itu, PT Timah kata Riza masih berusaha untuk mencari cara memenuhinya. “Tentu ini membutuhkan pembiayaan. Kita akan cari alternatif anggaran,” terangnya.
Disamping itu, Riza juga menambahkan untuk nilai ekonomi tanah jarang mencapai tiga kali lipat dari nilai timah.
“Dan sekarang kita sedang buat desain engineering. Kita belum bisa kasih target volume atau produksinha. Namun kita evaluasi sisi komersilnya,” tutupnya.(wa)