Oleh : Wina Destika
PANGKALPINANG, LASPELA – Menyambut Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2019, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melalui Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel bersama Pejabat dan Pegawai di lingkungan Pemprov Babel menggelar Deklarasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.
Kegiatan itu, dilaksanakan di Halaman Kantor Gubernur Babel, di Air Itam, Pangkalpinang, usai Senam Bersama, Jumat (26/4/2019) pagi.
Pembacaan Deklarasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional di pimpin Sekda Babel, Yan Megawandi, dan diikuti oleh seluruh Pejabat dan Pegawai Pemprov Babel.
Ada tiga point yang dideklarasikan seluruh Pejabat dan Pegawai Pemprov Babel tersebut, pertama, siap memperingati hari kesiapsiagaan bencana nasional, kedua siap untuk selamat, dan point tetiga, kita jaga alam, alam jaga kita.
Sekda Babel menjelaskan, deklarasi yang dilaksanakan pada ini, sebenarnya lebih ditujukan untuk membuat semua orang tahu bagaimana caranya jika terjadi bencana, dimana untuk mengetahui, menyelamatkan dirinya dahulu baru orang lain.
“Saya contohkan, negara Jepang sebagai negara yang tingkat kebencanaannya sangat tinggi, tetapi jumlah korban jiwa sangat minim, karena kesiapsiagaan menghadapi bencana sudah terinternalisasi ke dalam setiap orang dari anak-anak sekolah, pegawai sampai masyarakat sudah mengetahui semua Standar Oprasional Prosedur (SOP) menghadapi bencana, sehingga kapan pun terjadi bencana semua orang sudah siap siaga,” ujarnya.
Di Babel sendiri, lanjut Sekda, berkeinginan bisa diwujudkan hal tersebut, mulai dari BPBD Babel melakukan sosialisasi, kemudian memberikan pemahaman tentang SOP menghadapi bencana.
“Kita berharap tidak berhenti pada sosialisasi saja, karena outpout dan outcome dari sosialisasi kesiagaan itu, bagaimana setiap orang, setiap instansi paham tentang prosedur menghadapi kebencanaan,” kata Sekda.
Oleh karena itu, dirinya berharap, yang paling minimal dilakukan yaitu di setiap gedung bangunan yang dimiliki Pemprov, mulai saat ini, akan dibuatkan peta jalur evakuasi, dan tahap selanjutnya yaitu menyepakati SOP jika terjadi bencana.
Untuk memberikan kesiapsiagaan dalam mengahadapi bencana, lanjut Sekda, Pemprov Babel melaui BPBD, selain sosialisasi, akan melakukan perlombaan mengenai bencana di tingkat provinsi, vertikal, swasta. Dengan demikian akan tumbuh model-model bangunan dan pengelolaaan bangunan yang siap atau siaga menghadapi bencana.
“Saya juga sudah mengarahkan BPBD Babel untuk membuatkan lomba. Jadi, setiap kantor baik instansi pemerintah daerah otonom tingkat provinsi, swasta, sekolah dan lembaga-lembaga lain yang memiliki gedung, kita perlombakan di tingkat provinsi, vertikal dan swasta,” terangnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, bencana yang banyak memakan korban itu, karena ketidaktahuan masyarakat terhadap SOP bencana. Kemudian terkejut ketika menghadapi bencana.
Dengan adanya pemahaman mengengenai penanganan bencana, muda-mudahan kedepan, Kata Sekda, setiap ada bencana apapun masyarakat akan lebih paham menghadapinya, baik menyelamatkan jiwanya sendiri dan jiwa orang lain.
“Prioritas baru bangunan – bangunan, kemudian memancing masyarakat untuk berpartsisipasi dalam kegiatan ini, sehingga makin banyak masyarakat ikut terlibat dan paham. Di sekolah juga sangat penting, karena di sekolah anak-anak mulai belajar bagaimana caranya menghadapi bencana,” ungkapnya.
Sementara itu, Mulyadi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Babel mengatakan, deklarasi yang dibacakan ini, berkenaan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, dan diperingatinya Hari Kesiapsiagaan Nasional untuk memperingati hari lahirnya Undang-Undang tentang penangulangan bencana yang diperingati setiap tanggal 26 April dalam setiap tahunnya.
Rangkaian kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional menurutnya, dalam setiap tahunnya ada kegiatan simulasi serentak yang dilaksanakan hari ini (Jumat). Setelah simulasi dilajutkan pemeriksaan alat-alat kebencanaan seperti hydrant dan lain sebagainya.
Kemudian, kata dia, dilanjutkan deklarasi, bahwa masyaraat dan pemerintah siap untuk selamat. “Tujuannya megingatkan kita semua, bahwa kita harus mengedukasi kita sendiri, keluarga, masyarakat, tentang betapa pentingnya mengetahui penyelematan diri dan keluarga serta masyarakat dalam bentuk evakuasi yang mandiri,” tuturnya.
Di Babel, masih kata dia, bencana yang paling diwaspadai oleh masyarakat adalah bencana banjir, puting beliung, kebakaran hutan, banjir rob, dan longsor.
Untuk mengantisifasi hal tersebut, menurutnya, diperlukan kesiapsiagaan untuk menangani bencana. Dan yang paling utama kesiapsiagan dari diri masing-masing.
“Oleh karena itu, BPBD Babel akan terus melakukan sosilaisasi ke instansi dan masyarakat perlunya kesadaran untuk mengetahui dan memahami cara-cara menyelamatkan diri, jika terjadi bencana,” tutupnya.(wa)