Mentri Susi Hadiri Rakornas AFEBI 2019

PANGKALAN BARU, LASPELA– Bangka Belitung menjadi tuan rumah rapat koordinasi nasional (Rakornas) Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) 2019. Acara yang mengusung tema Eko wisata bahari sebagai solusi petumbuhan ekonomi menuju sustainable divelopment berlangsung selama dua hari dimulai tanggal 24 hingga 25 April 2019 di Soll Marina Hotel.

Dalam rakornas kali ini sejumlah agenda sudah dipersiapkan mulai pembahasan masalah ekonomi secara nasional maupun melakukan pleno atas kebijakan yang akan diambil, termasuk memberikan masukkan atas masalah ekonomi dan bisnis yang ada kepada pemerintah.

Peserta yang memastikan hadir dalam rakornas ini 209 orang dari 47 fakultas ekonomi dan bisnis yang berada di Indonesia.

Dalam rakornas ini juga dihadiri menteri kelautan dan perikanan RI, Susi Pudjiastuti yang menjadi keynote speakers. Susi berharap melalui pleno AFEBI dapat menghasilkan saran kebijakan kepada pemerintah untuk pengembangan ekowisata bahari dan perikanan.

Menteri nyentrik yang terkenal dengan tagline tenggelamkan ini mengatakan sudah saatnya semua melakukan konsolidasi dan juga reatreat, to look, to review dan to move dengan planing dan cara yang bagaimana semestinya dilakukan dalam menghadapi perubahan-perubahan zaman yang ada.

“Ilegal fishing itu di Indonesia masuk November awal, ada kurang lebih 13 ribu kapal ikan di atas 30gt, dan yang ada izinnya 5 ribuan. ini adalah kapal-kapal yang ilegal dan ternyata setelah saya pelajari ini adalah kapal-kapal ikan asing yang telah berbendera Indonesia” Kata Susi.

Menurut Susi, Indonesia yang 71% wilayahnya laut, namun kebijakan mengenai sektor laut sangat kurang. Pemerintah dulu hanya memperhatikan sektor darat saja.

Namun pada era sekarang kata Susi, laut sudah mulai diperhatikan bahkan sejak dirinya duduk di KKP kedaulatan laut Indonesia mulai bertaring, dan sudah menenggelamkan 488 kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia.

Ia berharap melalui pleno AFEBI ini pakar ekonomi dapat memikirkan tata kelola yang berkaitan dengan eko wisata bahari.

“Ekonomi perikanan potensi masa depan yang harus kita digarap, namun pola investasi, industri harus betul-betul dilihat tidak ekstraktif, dalam arti kata harus kembangkan industri dan konektifitas,” harap Susi

Ketua Dewan Pengurus AFEBI, Suharnomo menambahkan bahwa persiapan yang dilakukan AFEBI menghadapi industri 4.0, berharap kedepannya harus relevan dengan jaman, enggak hanya akuntanable ekonomi dan manajemen, tapi membuka bisnis digital, membutuhkan sesuatu perubahan yang ditawarkan agar lulusannya juga nanti relevan.

“Mulai hari ini AFEBI akan makin banyak berkontribusi dan bersuara untuk kebijakan yang bagus bagi bangsa, sudah sangat lelah dengan banyaknya haoks, banyak berita yang membuat pesimis bangsa, oleh karena itu AFEBI saatnya bersuara”,tegas Suharnomo

Ditambahkan wakil gubernur Babel, Abdul Fattah mengatakan industri pariwisata, kelautan perikanan di Babel sudah ditentukan, misalnyan Belitung mulai memformalkan diri untuk pengembangan pariwisata, Belitung ditetapkan destinasi wisata dan taman bumi. Oleh karena itu kata wagub, pihaknya mulai meretas ekowisata bahari.

Menurut wagub, ekowisata bahari dikembangkan, karena kekayaan laut Indonesia selalu dikedepankan karena sumber daya lautan akan menjadi sisi potensial setelah sektor lain, yaitu pertambangan.

“Kita tahu bahwa tambang bukan energi yang dapat diperbaharui, karena menipis kandungan deposit di Babel, maka terjadi pergeseran nilai sandaran hidup ekonomi, ke sektor pariwisata kelautan perikanan perkebunan dan pertanian,” pungkas Abdul Fatah.(din)