PLN Babel Sabet Dua Penghargaan IGA Award 2019

PANGKALPINANG, LASPELA-PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung (PLN Babel) berhasil membawa pulang dua kategori penghargaan Indonesia Green Award 2019 sekaligus. Yaitu ketegori rekayasa teknologi dalam menghemat energi dan kategori rekayasa energi baru terbarukan (EBT). Penghargaan yang diterima oleh General Manager PLN Babel, Abdul Mukhlis ini diserahkan langsung oleh Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, M.R. Karliansyah di Jakarta.

PLN Babel berhasil memperoleh penghargaan tersebut lantaran berhasil mengoperasikan PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel) Hybrid PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) pertama di Sumatra sehingga secara signifikan mengurangi konsumsi BBM (bahan bakar minyak) dan menginisasi program konversi BBM ke CPO (crude palm oil).

“Alhamdulilah, kami syukuri dua penghargaan ini sebagai bentuk kepercayaan stakeholder kepada kami yang telah secara konsisten berkontribusi dalam penerapan energi baru terbarukan dan upaya pengurangan konsumsi BBM agar semakin ramah lingkungan” Jelas Mukhlis.

Sementara itu, Chairman The La Tofi School of CSR, La Tofi pun mengapresiasi upaya yang dilakukan PLN. “Tahun ini program yang dikompetisikan sangat bagus dan lengkap, karena mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan stakeholder” tuturnya.

PLTD Hybrid PLTS yang menjadi program unggulan tersebut merupakan teknologi pembangkitan listrik yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi utama dengan mengombinasikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebagai cadangan.

Pengoperasian teknologi tersebut berdampak pada penurunan konsumsi BBM yang cukup signifikan, dari sebelumnya 338 liter/hari menjadi 296 liter/hari, artinya terdapat penghematan sebesar 43 liter/hari atau setara Rp.373.198,- per hari.

Sementara itu, inisiasi program konversi BBM ke CPO (crude palm oil) yang dilakukan PLN bertujuan untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025.

Pada prinsipnya, rekayasa teknologi ini adalah mengganti BBM sebagai sumber energi utama pada mesin pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi CPO di pulau – pulau terpencil di Bangka Belitung. Sehingga tercipta kondisi pulau 100 persen green energy dengan listrik yang berkelanjutan (sustainable island electricity with 100% green energy).

Dengan mengoptimalkan energi terbarukan yang berbasis pada sumber daya lokal, hal ini memberi nilai tambah bagi masyarakat secara ekonomi karena akan membuka pasar baru untuk mereka yang ingin menjual hasil panen kelapa sawit.

“Lebih dari satu juta liter minyak CPO per tahun akan terserap dalam rangka mencukupi kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik di pulau-pulau terluar. Pada akhirnya masyarakat mendapat kepastian harga dan pasar dari hasil perkebunan mereka,” tutupnya.(rill)