Oleh : Nopranda Putra
TOBOALI, LASPELA – Pengamat Politik Bangka Belitung (Babel), Dr Ibrahim S. Fil., MSi mengatakan kelakar demokrasi merupakan gagasan kreatif dari Bawaslu dengan tujuan untuk mendistribusikan gagasan pendalaman demokrasi (deepening democracy) kepada peserta pemilu maupun masyarakat daerah itu sendiri.
“Demokrasi itu bukan cita-cita dan orientasi, tapi adalah cara berdemokrasi mensyaratkan keterbukaan berpikir dan keluasan wawasan. Berbeda pandangan didialogkan sehingga lahir sintesis, yang kita kenal dengan konsep dialektika, yakni tesis, antitesis, dan sintesis,” kata Ibrahim kepada wartawan, Senin (18/3).
Menurutnya, jika setiap isu dan dinamika didiskursuskan dalam sebuah mimbar, maka protes publik dan kekacauan berpikir dapat dieliminir.
“Dan gagasan kelakar demokrasi adalah ide kreatif dan selayaknya bukan hanya di momen elektoral menjelang Pemilu saja, sesudahnya itu yang harusnya terus didinamisasi,” tandas Ibrahim yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UBB.
“Saya kira, terlepas bahwa kelakar ini tidak secara langsung menghasilkan dampak, namun proses dialogisnya itulah yang penting sebagai ruang untuk berbeda pandangan dan membicarakannya secara dialogis,” lanjut Ibrahim.(tra)