Wow, Ternyata Petai dan Jengkol Juga Diekspor Hingga ke Arab Saudi

Oleh : Wina Destika

PANGKALPINANG, LASPELA – Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamananan Hayati Hewani, Agus Sunanto mengatakan setidaknya ada sekitar 100 lebih produk perkebunan di Indonesia yang diekspor dengan tujuan berbagai negara.

“Paling dominan memang masih sawit dan turunannya, mulai dari minyak, cangkang, bungki. Kopra juga mulai dari santan, air kelapa dan sapi lidi,” ujarnya usai menghadiri pelepasan 780 ton eskpor lada dan karet di PT Fajar Berseri, Jumat (15/3/2019).

Ia menyampaikan, adapun beberapa produk yang di ekspor diantaranya ialah lada, karet, kopra sawit dan turunannya, manggis, petai, jengkol, cengkeh, mengkudu, nanas, sarang burung walet, dan lainnya.

“Sementara untuk eskpor jengkol dan petai di ekspor hingga ke Arab Saudi, daerah pemasoknya berasal dari Lampung dan Banten,” ungkapnya.

“Petai dan Jengkol saja diekspor dan ada pasarnya, saya tidak bawa data berapa banyaknya tapi negara tujuannya Arab Saudi, artinya banyak produk perkebunan yang beepotensi untuk ekspor,” tambah Agus.

Diakui Agus, memang tidak mudah untuk melakukan ekspor, pasalnya ada berbagai syarat yang harus dipenuhi sesuai permintaan negara tujuan. Tidak hanya pada proses pengiriman namun juga pada proses produksi yang dituntut kualitas dan keamanannya.

“Perdagangan ini tidak mudah, negara tujuan mensyaratkan beberapa persyaratan dan sudah kami pelajari. Daan kami tinggal menyampaikan ke pemda dan pelaku saja,” terangnya.

Lanjut Agus, pihaknya terus mendorong petani lokal untuk menggalakkan ekspor. Sehingga produk lokal juga bisa menembus pasar internasional yang juga akan berdampak pada kesejahteraan petani.

“Sampaikan ke kami apa yang menjadi sumbatan untuk ekspor, kita diskusikan. Kami tidak hanya menjagai hama penyakit, tapi kami juga diminta untuk mengkoordinasikan terkait untuk peningkatkan ekspor,” jelasnya.

Ini perlu kerjasama kita bersama untuk pertanian kita lebih meningkat dan sejahtera,” lanjut Agus.

Agus menambahkan, dalam mendukung gerakan ekspor, pihkanya mengajak pemerintah daerah, kelompok petani, pengusaha, untuk duduk bersama memetakan potensi produk perkebunan yang bisa dieskpor dan bisa memenuhi persyaratan ekspor negara tujuan.

“Sama-sama kita bina dan petakan, petani lokal bisa produksi dan memenuhi persyaratan negara dituju, mutu dan kemanana pangan,” tutupnya,