Pemprov Babel Gelar Diskusi Melalui FGD Guna Cari Solusi dalam Pengembangan Pariwisata

PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus melakukan berbagai upaya untuk mencari solusi bagaimana pengembangan kepariwisataan di Babel kedepan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menggelar dikuskusi melalui Focus Group Discussion (FGD).

FGD yang diikuti sejumlah pihak yang berkaitan dengan kepariwisataan diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Babel Rivai, Kepala Badan Pusat Statistik Babel Darwis Sitorus, Managemen Maskapai Penerbangan Garuda, Lion Air, Citylink, Sriwijaya Air, Ketua PHRI Babel Bambang Patijaya, Pengusul KEK Tanjung Gunung dan Pengusul KEK Sungailiat, GIPI, Perwakilan Angkasa Pura II, serta undangan lainnya, di Rumah Panggung Bangka Botanical Garden (BBG) Pangkalpinang, Rabu (13/02/2019) pagi

Dalam arahannya, Sekretaris Daerah (Sekda) Babel meminta adanya evaluasi dalam rencana induk pengembangan Pariwisata Babel yang tertuang di dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2016 yang mana disusun berdasarkan data tahun sebelumnya, dan pemerintah perlu melakukan riview kembali.

“Perda Nomor 7 tahun 2016 itu, disusun dengan data tahun 2015, tentunya dalam perjalanan hingga saat ini sudah banyak berubah. Contohnya, KEK Tanjung Kelayang, belum dimasukkan, dan sekarang dua usulan KEK juga belum, sehingga ke depan akan kita review kembali Perda ini,” ujarnya.

Pemprov Babel, dikatakan Yan Megawandi, akan menjadikan Perda tersebut sebagai pedoman untuk menyusun pengembangan pariwisata ke depan, karena apabila terdapat dokumen yang keliru akan mempengaruhi banyak hal.

“Pemprov Babel akan melakukan pengecekan kembali apa yang perlu dibenahi. Bisa saja direvisi Perda itu, kita melihat lagi sejauh mana Perda ini relevan dengan perkembangan pariwisata saat ini,” jelasnya.

Disamping itu, Yan juga mengharapkan seluruh stakeholder untuk bersama – sama dalam mendorong dan mendukung pengembangan pariwisata di Babel. “Karena dalam mengembangkan pariwisata pemerintah tidak bisa sendiri tetapi didukung dan dibantu stakeholder misalnya travel agent, perhotelan, UMKM dan lainnya,” tutupnya. (*/Wa)