News  

Persaudaraan Manusia Ditandatangani untuk Cegah Pertumpahan Darah!”

800 YEARS CHALLENGE-800 Tahun yang lalu, 1219, Santo Fransiskus bertemu dengan Sultan Malik al Kamil bertempat di Damieta Mesir. Dan sekarang Paus Fransiskus mengunjungi pimpinan UEA dan guru besar Al Azar Dr Ahmed At-Tayyeb membawa misi perdamaian dunia. Pertama kali dalam sejarah, Paus memimpin Misa di negara Arab dihadiri 170.000 umat yang mewakili 1 juta umat Katholik di Arab.
800 YEARS CHALLENGE-800 Tahun yang lalu, 1219, Santo Fransiskus bertemu dengan Sultan Malik al Kamil bertempat di Damieta Mesir. Dan sekarang Paus Fransiskus mengunjungi pimpinan UEA dan guru besar Al Azar Dr Ahmed At-Tayyeb membawa misi perdamaian dunia. Pertama kali dalam sejarah, Paus memimpin Misa di negara Arab dihadiri 170.000 umat yang mewakili 1 juta umat Katholik di Arab.

Oleh : Agus Ismunarno
Sumber: nu.or.id

  • Tuhan tidak Perlu Dibela
  • Pemimpin Dunia Sebar Budaya Toleransi
  • Kecam Gunakan Nama Tuhan untuk Terorisme

DOKUMEN bersejarah bagi peradaban dunia ditandatangani oleh Grand Syekh Al-Azhar, Mesir, Ahmad Muhammad Ahmad Al-Thayyeb dan Paus Fransiskus.

Dokumen yang terukir dalam sejarah umat manusia itu adalah ‘Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama’.

Sebagaimana dilansir nuonline dan humanfraternitymeeting.com, dokumen itu dideklarasikan dalam sebuah Pertemuan Persaudaraan Manusia Manusia di Uni Emirat Arab (UEA), Senin (4/2).

Dokumen itu mendorong seluruh pemimpin dunia untuk bekerjasama dalam menyebarkan budaya toleransi, mencegah pertumpahan darah, dan menghentikan peperangan.

Dalam dokumen itu juga tercantum kecaman terhadap pihak-pihak yang menggunakan nama Tuhan untuk membenarkan aksi-aksi kekerasan, radikalisme, atau terorisme yang dilakukannya.

“Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak butuh dibela siapapun dan tidak ingin nama-Nya digunakan untuk meneror orang,” sebut dokumen.

Secara garis besar, dokumen yang ditandatangani dua tokoh besar lintas agama itu berupaya mendorong agar manusia lintas iman di seluruh dunia memiliki hubungan yang lebih kuat, berdampingan, dan saling menghargai.

Dalam pidatonya sebelum menandatangani deklarasi itu, Syekh Al-Thayyeb juga meminta kepada umat Islam agar merangkul umat Kristen di Timur Tengah.

Menurut dia, umat Kristen adalah ‘rekan’ umat Islam di dalam konteks kehidupan bernegara.

“Saya ingin Anda tidak menggunakan istilah ‘minoritas’. Anda bukan minoritas. Anda adalah warga negara dalam semua konteks. Mari kesampingkan istilah itu. Anda adalah warga negara dengan hak penuh,” kata Syekh Al-Thayyeb.

Di samping itu, Syekh Al-Thayyeb menyerukan kepada umat Islam di negara-negara Barat untuk mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dan menghargai hukum setempat. Namun demikian, di saat bersamaan Syekh Al-Thayyeb berpesan agar umat Islam di Barat juga mempertahankan identitas diri sebagai seorang Muslim.

Sementara Paus Fransiskus menegaskan bahwa kekerasan atas nama Tuhan tidak bisa dibenarkan.

Paus juga menekankan pentingnya nilai pendidikan untuk mengurangi kekerasan dan konflik di dunia ini. (muchlishon/nu.or.id/ags)