PANGKALPINANG, LASPELA – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menggelar acara Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) PHRI Pangkalpinang di Bangka City Hotel, Sabtu (2/2). Rangkaian Muscablub dengan agenda tunggal pemilihan Ketua PHRI Pangkalpinang yang baru, untuk melanjutkan masa jabatan yang tersisa di periode 2019-2021.
Dalam kegiatan Muscablub dihadiri dan secara resmi dibuka oleh Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen), dan Ketua Umum BPD PHRI Bangka Belitung (Babel) Bambang Patijaya (BPJ).
“Jadi kegiatan Muscablub kali ini memilih Ketua PHRI Pangkalpinang yang baru, dari tiga kandidat yang terpilih yaitu Sumiati sebagai Ketua PHRI Pangkalpinang untuk melanjutkan masa jabatan periode 2019-2021,” ujar Ketua Pelaksana Muscablub PHRI Pangkalpinang Zulkarnain di Bangka City Hotel, Sabtu (2/2/2019).
Dia mengatakan pihaknya menyebarkan sebanyak 47 undangan dengan rincian 21 restoran dan 26 hotel yang ada di Kota Pangkalpinang.
“Di kesempatan ini selaku panitia pelaksana kami mengucapkan terimakasih kepada pak Walikota Maulan Aklil, Ketua BPD PHRI Babel Bambang Patijaya, dan seluruh undangan perwakilan hotel, restoran yang hadir dalam Muscablub PHRI Pangkalpinang,” kata Zulkarnain.
Ketua Umum BPD PHRI Babel Bambang Patijaya menyampaikan apresiasi kepada Wendo Irwanto selaku Sekretaris BPD PHRI Babel dan jajarannya yang selama ini sudah berkontribusi dalam menjalankan roda organisasi PHRI Pangkalpinang.
“Saudara Wendo ini saya angkat jadi Sekretaris BPD PHRI Babel pada tahun lalu. Agar tidak merangkap jabatan, maka dilaksanakanlah Muscablub dan Sumiati terpilih melanjutkan periode 2019-2021 sebagai Ketua PHRI Pangkalpinang menggantikan Wendo sebagai Ketua PHRI Pangkalpinang. Saya katakan bahwa acara Muscablub PHRI Pangkalpinang ini tendensinya positif dan tidak ada yang negatif. Saya tekankan, saudara Wendo ini tidak bermasalah,” ia menuturkan.
Di sisi lain dalam sambutannya, pria yang kerap disapa BPJ itu juga mengungkapkan permasalahan yang dihadapi terkait sektor industri pariwisata di Bumi Serumpun Sebalai ini.
“Saya pikir dalam waktu belakangan ini, kita sudah dua kali menghadapi masalah. Pertama yang cukup berat di 2014-2015 ketika saat itu pemerintah pusat melalui Menpan RB tiba-tiba mengeluarkan surat edaran, bahwa seluruh kantor pemerintahan tidak boleh melaksanakan rapat di perhotelan itu merupakan pukulan bagi kami,”
“Dan sekarang ini pak Walikota, kami sampaikan masalah pukulan kedua kali ini adalah mengenai mahalnya tiket menuju ke Pulau Bangka dan Pulau Belitung,” ungkap BPJ menambahkan.
Pada awal Januari kemarin, saya melakukan kegiatan berkumpul bersama dengan semua hotel dan restoran yang ada di Tanjungpandan, Belitung. Kemudian teman-teman menyeruakan juga hal yang sama, bahwa terjadi satu penurunan daripada okuponsi hotel sepi dan itu sangat memengaruhi.
“Dan hari ini, agak berbeda sepertinya begitu kumpul langsung Muscablub. Tapi saya pikir aspirasi teman-teman di sini juga sama, bahwa tingginya tiket pesawat telah memberikan satu pukulan bagi industri pariwisata. Karena kenapa, berpergian ke Babel khususnya ke Pangkalpinang menjadi mahal. Sehingga, dengan cost (biaya) yang sama, mungkin orang akan memilih ke Bali atau tempat lainnya,”
“Jadi harapan kami nanti saling sinergistas. Point pertama pemerintah Kota Pangkalpinang dapat memberikan dan menyeruakan suara aspirasi kami mengenai sepinya bisnis di industri perhotelan. Karena jika hotel sepi, restoran pun akan ikut sepi karena tidak ada yang makan,” tutur Bambang Patijaya.
Kemudian, lanjutnya sektor industri pariwisata kembali pelan-pelan bisa berbenah dan bisa tumbuh lagi. Point kedua mengenai data, saya pikir ini penting karena kami juga sudah menyampaikan hal ini berkali-kali kepada Pemprov.
“Saya pikir ini akan bermanfaat bagi Pangkalpinang, karena Pangkalpinang adalah kota jasa. Berkaitan dengan industri pariwisata ini, ada yang dinamakan Nespada (neraca pariwisata daerah), itu sangat penting sebab menceritakan secara keseluruhan bagaimana kontribusi pariwisata itu kepada sektor perekonomian di Babel,” tukas BPJ.
Sementara Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil menyatakan salah satu indikator daerah dikatakan metropolis itu adalah tingkat penerbangan pesawat di bandara, tingkat hunian hotel, tingkat kunjungan restoran, dan tingkat ramainya pasar.
Indikator ini tak bisa berdiri sendiri semua harus bersinergi. Bohong kalau hotel mau ramai tanpa didukung infrastruktur yang ada, dan bohong restoran itu akan ramai kalau tidak ada sektor pariwisata di suatu daerah.
“Pariwisata di daerah tidak akan berhasil tanpa kita semuanya saling bersinergi, saya berupaya bagaimana perputaran uang yang ada di Pangkalpinang yang segitu saja, semakin bertambah,” terang Molen.
Menurutnya, kondisi yang ada di Kota Pangkalpinang tidak ada trigger-nya, daya ungkitnya, dan tidak ada ikonnya. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke Pangkalpinang itu tidak berkesan, orang datang cukup satu kali, lantaran tidak ada rasa kerinduan ingin datang ke sini lagi.
“Imbasnya hotel dan restoran sepi, terus yang makan dan menginap di hotel orang-orangnya itu saja. Jadi tidak heran jika tadi saya menanyakan kepada Ketua PHRI Babel pak Bambang tadi, tingkat kunjungan wisatawan di Babel ini sangat minim sekali,” kisahnya.
Molen menyebutkan Pangkalpinang mau dikatakan sebagai kota pariwisata itu sangat jauh sekali, ditambah lagi dengan kondisi inflasi yang tinggi akibat biaya tranportasi yang tinggi. Untuk itu Pangkalpinang harus berubah, harus beda, tidak ada added value-nya, dan kita harus different (berbeda).
Ia menyakini, dalam waktu 2 pekan ini akan segera menggarap sebuah wahana yang memiliki beragam pernak-pernik ciri khas Pangkalpinang, dan juga tempat panti wanka dengan beragam kesenian, olahraga, tempat ibadah.
“Baik itu gunanya bagi hotel dan restoran, jadi bantu kami untuk mengembangkan Pangkalpinang ini. Jangan pernah berpikir egois, ayo teman-teman dari perhotelan dan restoran saya perlu dukungan seperti kalian,” tutup Walikota Pangkalpinang tersebut.
Sebagai informasi dalam acara Muscablub PHRI Pangkalpinang 2019 turut dihadiri Ketua Kadin Pangkalpinang Gunawan Chen, GM Bangka City Hotel, HPI Babel, GIPI Babel, Orari, ASITA, Perwira, Putri, dan masing-masing perwakilan hotel dan restoran di Pangkalpinang, Babel.(Tim)