BELITUNG, LASPELA- Ketua Umum BPD Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bangka Belitung (Babel) Bambang Patijaya (BPJ) mengapresiasi atas perkembangan industri pariwisata di Pulau Belitung, Babel.
“Saat ini saya ingin sampaikan bahwa kita harus memberikan apresiasi kepada perkembangan pariwisata di Pulau Belitung, yang agak sedikit berbeda di Pulau Bangka,” ucapnya di Belitung, Jumat (18/1/2018) sore.
“Sebab ini dua pulau yang berbeda, semangatnya juga beda. Saya apresiasi Belitung, terus terang karena atmosphere wisatawan dan dinamikanya di sini lebih tinggi,” tukasnya.
Bambang menyampaikan jumlah hotel di Belitung lebih banyak daripada Bangka, meskipun Bangka lebih luas dua kalinya dari Belitung. Tercatat, di Belitung jumlah kamar ada 1.940 an tidak termasuk di Belitung Timur sedangkan di Bangka jumlah kamar ada 1.850 itu pun di satu pulau.
Pertumbuhan hotel di Belitung ini baik, dan bagus. Namun, ada suatu permasalahan yang harus dipecahkan bersama-sama terkait mahalnya harga tiket pesawat menuju Babel dalam waktu dekat ini.
“Kita jangan pernah lupa, salah satu hakikat pariwisata adalah traveling, itu bagian penting. Bagaimana pelaku traveling dengan mudah datang ke sini tentunya menggunakan pesawat,” bebernya.
Bahkan, lanjut Bambang Patijaya diketahui harga tiket pesawat ke Babel itu mahal, kemarin juga PHRI Babel sudah menyuarakan hal itu ke media massa agar terdengar ke telinga pemerintah untuk segera diselesaikan polemiknya.
“Jangan sampai ada sektor tertentu dalam industri pariwisata mengambil keuntungan dari situasi seperti ini. Pasalnya, kita ingin orang yang mau datang ke Babel itu merasa nyaman,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa BPJ itu mencontohkan harga tiket pesawat menuju ke Pulau Babel sekira Rp800-900 ribu, kemudian ke Pulau Bali itu harganya Rp900, para wisatawan mau pilih ke mana?
Beberapa tahun lalu, PHRI Babel sering mengkampanyekan dan mensosialisasikan orang untuk datang ke Babel, karena terbang cuma Rp1 jam biaya tiket Rp400 ribuan wisatawan sudah sampai. Ini kita berbicara soal fakta.
“Kita pikir dengan situasi seperti ini industri pariwisata pelan-pelan terancam dan jangan berlarut-larut. Ini kan terjadi sejak 29 Oktober lalu ketika Lion Air jatuh di Perairan Karawang, menyebabkan harga tiket melonjak naik,
“Secara umum, seperti itu gambaran tentang situasi yang terjadi dengan hotel dan restoran berkaitan dengan PHRI. Saya harap temen-temen yang hadir dalam pertemuan ini semakin merasakan manfaat daripada organisasi,” cerita BPJ.
Sejatinya dalam pemaparan situasi permasalahan, pengembangan perhotelan dan restoran ini. PHRI Babel berharap semua pelaku industri pariwisata dapat memperkuat kesamaan sikap ketika mengatasi permasalahan.
“Kita tidak boleh fight sendiri, tentu akan berbeda. Tetapi, ketika organisasi ini maju maka akan berbeda tentunya lebih diperhatikan dan berbobot dari kualitas standar pariwisata di Belitung itu sendiri,” ia menuturkan.
“Mari kita gunakan PHRI bersama-sama menaikkan mutu dan kualitas usaha kita baik di hotel maupun restoran. Sehingga bisnisnya kita dapat, pariwisata meningkat, dan semua aspek dapat manfaatnya dalam memajukan bisnis kita masing-masing,” sambungnya.
“Saya sangat mengapresiasi kawan-kawan anggota dari PHRI Belitung, dan mari jadikan PHRI sebagai rumah besar kita,” tutup Bambang Patijaya bersemangat.(Tim/*)