Keluhkan Harga Eceran Melambung Tinggi, SPBU Asang Menyangkal Layani Pengerit

Oleh : Nopraanda Putra

TOBOALI, LASPELA – Warga Toboali mengeluhkan kelangkaan bbm jenis Premium dan pertalite di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel).

Hal itu terpantau saat salah seorang warga toboali membeli premium di pengecer dengan harga diatas HET.

“Kemarin istri saya beli bensin di pengecer Rp. 12.000 per liternya,” kata Yap warga Toboali.

Tak hanya itu, Isnanda mengatakan bahwa harga eceran bensin dan pertalite 13 ribu perliternya.

“Sama saja, tadi meli bensin/pertalite ecerannya Rp.13.000, 2 liter jadi Rp. 26.000 di sekitar Sukadamai, Toboali,” katanya.

Sementara itu, kuasa SPBU Asang Toboali Fauzi membantah kalau SPBU 24.331.71 beralamat di Jalan Sudirman melayani pengerit bbm subsidi maupun non subsidi.

Ia berdalih bahwa tidak ada pagawainya yang melayani pengerit di lapangan baik bbm jenis subsidi maupun non subsidi.

“Kite ada yang ngepam disitu, ada yang ngatur semua itu kami hanya masalah penjualan kalau masalah itu tidak begitu komen takut salah paham, dan tiap hari ada yang amankan dari Sabhara Polres Basel,” elak Fauzi, Rabu (9/1) malam.

Hasil pantauan awak media di lokasi bahwa terdapat pengerit bbm non subsidi jenis Pertalite menggunakan jerigen 20 liter sebanyak 4 jerigen untuk satu orang pengerit.

Menurutnya, apabila ada pegawai kami yang melayani pengerit dikarenakan ketidaktahuan pihak SPBU mana pengerit karena sudah banyak orang isi bbm gunakan jerigen maupun tangki kendaraan modifikasi.

“Kadang-kadang kita tidak tahu mana yang pengerit karena sudah banyak orang-orangnya dan susah membeda, mereka (pengerit,red) dari spbu lain ke spbu lain dari 5 atau 6 spbu di toboali,”

Ia menuturkan, kalau pihaknya kesulitan memantau hal seperti itu. “kalau prinsip kami mlayani sesuai apa yang diperintah Kapolda itu. Kami isian juga standar dan tidak modif apapun seperti itu aja,” elaknya.

Untuk permasalahan ada atau tidaknya warga masalah tangki modif, ia mengakui bahwa pihaknya tidak mengerti tangki modif semacam itu.

“Saya tidak mengerti yang penting isi standar walaupun mereka mau modif seperti apa kita tetap isi standar dengan isi 40-50 liter paling tinggi standar,” tukasnya.

“Kalau pertalite non subsidi, mulai besok akan saya batasi hal itu dan saya juga lihat situasi karena situasi seperti ini besok pagi ku batasi kemungkinan pertalite tidak kita layani (pengerit,red) untuk sementara ini,” tandasnya.