PANGKALPINANG, LASPELA– Bank Indonesia Perwakilan Babel mencatat inflasi Bangka Belitung pada bulan Desember 2018 mengalami inflasi yang terkendali sebesar 3,18% (yoy) atau secara bulanan sebesar 1,51% (mtm).
Dengan pencapaian tersebut, berarti inflasi itu telah memenuhi target pancapaian inflasi yang ditetapkan Pemerintah sebesar 2,5% – 4,5% (yoy).
“Target inflasi tahun 2018 dapat tercapai berkat sinergi yang baik dan komitmen yang tinggi dari para pemangku kebijakan dalam mengimplementasikan upaya pengendalian inflasi”, ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Kep. Bangka Belitung, Tantan Heroika.
Secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan Kota Tanjungpandan. Inflasi Kota Pangkalpinang tercatat sebesar 1,88% (mtm) dengan inflasi tahunan sebesar 3,45% (yoy). Sementara inflasi Kota Tanjungpandan tercatat sebesar 0,84% (mtm) dengan inflasi tahunan sebesar 2,72% (yoy).
Inflasi yang terjadi pada bulan Desember 2018 ini didorong oleh kenaikan inflasi dari kelompok tranportasi dan bahan makanan yang masing – masing memberikan andil sebesar 0,70% dan 0,67%.
Tekanan inflasi dari kelompok transpor disebabkan oleh tarif angkutan udara yang memberikan andil sebesar 0,84% (mtm). Kenaikan inflasi tarif angkutan udara ini sehubungan dengan pola musiman akhir tahun saat libur Nasional Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Selain itu, tekanan inflasi bahan makanan pada bulan Desember 2018 utamanya disebabkan oleh sub kelompok sayuran dan ikan segar yang masing – masing memberikan andil inflasi bulanan sebesar 0,45% dan 0,22%.
Kenaikan inflasi pada kedua sub kelompok ini disebabkan adanya curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan gangguan panen sejumlah komoditas sayuran, Selain itu angin musim barat dan gelombang tinggi menyebabkan aktivitas melaut nelayan menjadi terganggu sehingga menyebabkan keterbatasan pasokan ikan segar.
Secara tahunan tekanan inflasi di Prov. Kep. Bangka Belitung disebabkan oleh kelompok bahan makanan dengan andil inflasi tahunan sebesar 0,89% yang bersumber dari sub kelompok daging dan hasil – hasilnya (daging ayam ras).
Selain itu, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga perlu mendapat perhatian karena memberikan tekanan inflasi yang cukup besar dengan andil sebesar 0,53% dimana angkutan udara mendominasi sebagai penyumbang andil utama sebesar 0,23%.
Di sisi lain, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberikan tekanan inflasi sebesar 0,68%. Rokok kretek filter menjadi penyumbang utama kenaikan inflasi dari sub kelompok ini yang disebabkan oleh kenaikan tarif cukai rokok pada tahun 2018 dengan kenaikan rata – rata sebesar 10,04% dari seluruh jenis rokok.
Prestasi inflasi di tahun 2018 telah meningkatkan optimisme untuk mengawal inflasi di tahun 2019 dimana target inflasi yang ditetapkan Pemerintah tetap berada pada rentang 2,5% – 4,5% (yoy).
Akan tetapi, risiko inflasi yang muncul dari kelompok bahan makanan dan transportasi perlu diantisipasi.
Menurut Tantan, strategi pengendalian inflasi di tahun 2018 perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk mengawal inflasi di tahun 2019 dan tahun – tahun mendatang. Pengendalian inflasi tahun 2019 akan diawali dengan penguatan Roadmap Pengendalian Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019 – 2021 yang mengedepankan ketahanan cadangan pangan dan ekosistem tata niaga yang sehat. Selanjutnya, penguatan koordinasi dan komitmen antar anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Satgas Pangan perlu dipertahankan untuk mengefektifkan upaya pengendalian inflasi jangka pendek.
Upaya pengendalian inflasi jangka panjang yang efektif juga akan dirumuskan agar dapat memecahkan permasalahan struktural inflasi di Bangka Belitung. Penyusunan strategi jangka panjang ini juga akan mengacu pada arahan Presiden RI dalam Rakornas TPID tahun 2018 yang berfokus pada keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.
Bank Indonesia kata Tantan mengapresiasi kekompakan dan alur koordinasi sistematis yang dilakukan oleh TPID dan Satgas Pangan dalam pengendalian inflasi tahun 2018.
“Semoga di tahun 2019 kita dapat bersama – sama mempertahankan prestasi inflasi yang terkendali dan mengantarkan Bangka Belitung menyongsong era inflasi yang rendah dan terkendali,” harap Tantan./rill