Oleh : Nopraanda Putra
TOBOALI, LASPELA – Diketahui tahun 2018 luas tanah tanam padi yang ada di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) bertambah seluas 11.025 ha dibanding tahun sebelumnya yang hanya seluas 9.002 ha.
Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah yang merencanakan daerah ini menjadi swasembada beras di wilayah Provinsi Bangka Belitung (Babel) dengan dukungan teknologi Alat Mesin Pertanian (alsintan).
“Sepanjang tahun 2018 di wilayah pertanian Kecamatan Toboali telah melakukan penanaman sebanyak 2 kali,”Kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Basel Suhadi.
Selaim itu, ia menuturkan untuk tahun 2018 produksi padi mengalami peningkatan, untuk di Kecamatan Toboali sudah 2 kali melakukan penanaman.
“Sekali tanam 1.800 bibit ditanam. Sehingga sudah cukup terlihat taraf perekonomian masyarakat terjadi peningkatan,” tuturnya.
lanjut Suhadi, petani tidak bisa tanam karena air laut masuk kita buat tanggul, jaringan irigiasi tersier, dam parit. Sehingga tidak banjir lagi seperti di Desa Penutup, hampir seluruh desa yang ada sawah dilengkapi sarana prasarana.
“Peningkatan produksi beras pada tahun 2018 terlihat dengan telah terpenuhinya konsumsi untuk masyarakat sebesar 67 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 40 persen,” tandasnya.
Menurutnya, pada suplai lokal memang telah terpenuhi sebesar 67 persen jika tidak dijual ke luar daerah.
“Pada sektor pengembangan bawang merah, sepanjang tahun 2018 Kabupaten Basel telah menyebar benih yang ditanam diatas lahan seluas 6 hektar. Memang kegiatan sektor bawang merah terbilang baru pengembangan awal,” jelasnya saat didampingi Sekretaris Dinas Rizal.
Sementara itu, Rizal menambahkan, sebelumya pada tahun 2017, masih sifatnya kecil, belum maksimal. Sedangkan Tahun sepanjang 2018 telah disebar benih di Rias, Gadung, Serdang, Sumberjaya Permai dan Pulaubesar. Kalau Ada potensi kita kembangkan.
“Pada sektor swasembada sapi terjadi peningkatan populasi sebanyak 1.400 ekor pada tahun 2018 dimana tahun lalu hanya sebesar 1.100 ekor,” kata Rizal.
Oleh karena itu, ia berujar kalau terpenuhi keseluruhan populasinya sebanyak 24 ribu ekor. Bisa dipotong 10 persen berarti sekitar 2.400 ekor.
“Sifatnya bukan konsumsi, budidaya meningkatkan populasi. Namun target kami tahun 2022 meningkat sebanyak lima ribu ekor. Kan peternakan menunjang kegiatan pertanian,” katanya.