Oleh : Nopraanda Putra
TOBOALI, LASPELA – Kondisi air irigasi persawahan di desa Rias kecamatan Toboali Bangka Selatan sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini diduga karena limbah aksi penambangan liar jenis TI Rajuk di desa Bikang dan juga keruhnya bendungan air di Mentukul.
“Agik kotor, sudah mengkhawatirkan,” kata Abdul Ghani, Kepala Desa Rias di Toboali, Kamis (20/12) siang.
Menurut Ghani, saat ini, sebagian besar persawahan di desa Rias yang merupakan lumbung padi Bangka Belitung sudah memasuki masa tanam. Ia khawatir jika kondisi ini dibiarkan maka akan berdampak pada masa panen padi yang berakibat gagal panen.
Kendati demikian, menurutnya, sudah ada upaya mediasi dari pihak kepolisian setempat. Namun sampai saat ini belum ada informasi yang akurat terkait upaya penertiban.
Belum lama ini, pantauan awak media di lokasi sumber air tersebut diduga berasal dari TI rajuk di desa Bikang dan bendungan Mentukul di kecamataan Toboali.
Pantauan langsung di lapangan, kondisi air di sekitar lokasi. Air limbah ini mengalir ke arah bendungan Mentukul memasuki saluran primer dan sekunder irigasi yang digunakan petani untuk mengairi persawahan mereka.
Sebelumnya, awak media sempat mewawancarai petani di desa Rias yang bernama Sidin. Menurut keterangannya, kondisi air yang berwarna kecoklatan sudah berlangsung lama.
Dia mengatakan, salah satu dampak dari keruhnya air itu, insektisida yang mereka pakai untuk membasmi hama tidak berfungsi maksimal. Dan jika kondisi ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan mengganggu tumbuh kembang padi. Yang paling fatal, akan berakibat gagal panen.
Sementara itu, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DPPP) Bangka Selatan melalui Sekretaris Dinas, Rizal, mengatakan akan turun ke lokasi persawahan guna melihat secara langsung kondisi di lapangan.
“Rencananya sore ini kita akan turun ke lapangan untuk mencari tahu, persawahan mana yang tercemar akibat limbah TI itu,” pungkas Rizal.